JAKARTA - Provinsi Riau, memang dikenal memiliki beberapa tokoh-tokoh mumpuni. Tak heran jka beberapa tokoh Riau juga berhasil meraih jabatan penting dan strategis di pusat, sejak era Soeharto.

Jika dulu ada tokoh militer seperti Syarwan Hamid, saat ini Riau juga memiliki tokoh-tokoh muda yang menduduki jabatan strategis. Mulai dari DPR, Ormas, hingga Partai Politik.

Kali ini, GoNews.co merangkum beberapa tokoh muda dari Provinsi Riau, yang menduduki jabatan penting di kepengurusan Partai Politik (Parpol) peserta pemilu 2019.

1. Lukman Edy

Lukman Edy termasuk tokoh muda yang sudah senior di tingkat pusat. Dia adalah Sekretaris JenderaL Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Bagi sebagian kalangan, menganggap karier Lukman Edy (LE) mungkin terlalu cepat melejit. Ia menjadi menteri ketika usianya belum genap 37 tahun. Tetapi Lukman Edy sudah terbiasa menjadi yang termuda dalam banyak jenjang karier politiknya.

Predikat 'yang termuda' selalu disandang LE panggilan akrab Lukman Edy, sejak memulai karier organisasi di bangku kuliah di Universitas Brawijaya dulu. Ia masuk senat mahasiswa ketika baru menapaki semester I. Sementara yang lain biasanya baru terlibat saat sudah semester IV, V, atau VI.

Karier politik LE juga moncer di usia muda. Ketika reformasi baru bergulir, pria Kelahiran Teluk Pinang, 26 November 1970 ini langsung menjadi anggota DPRD. Padahal waktu itu umurnya belum genap 28 tahun.

Dalam waktu dekat, ia menjadi Ketua DPW PKB Riau. Umurnya waktu itu masih 29 tahun. Di PKB, dan menjadi ketua DPW termuda se-Indonesia. Kemudian setelah itu ia menjadi orang nomor dua di PKB. Setelah Muhaimin terpilih sebagai Ketua Umum PKB di Muktamar PKB 2005 lalu, LE menjadi Sekjen.

Menurut LE, menjadi Sekjen PKB bukan pilihan mudah. Sebab, ia hanyalah orang kampung yang sama sekali belum mengenal medan politik Jakarta. Ia juga harus meninggalkan banyak hal di Riau ketika infrastruktur politik dan ekonomi sudah rapi dibangun. Ia harus meninggalkan change menjadi Wakil Gubernur Kepulauan Riau yang baru dimekarkan dan banyak kemungkinan peran strategis lainnya.

Setahun menjadi Sekjen PKB, ketika reshuffle kabinet tahap pertama, tawaran untuk masuk dalam jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu muncul. Nama LE masuk nominator bersama Erman Suparno, Effendi Choiri, dan lain-lain. Tetapi mungkin karena faktor usia, tawaran itu akhirnya lepas.

Peluang menjadi menteri akhirnya terbuka ketika ada reshuffle tahap kedua. Lukman Edy terpilih menjadi Menteri PDT menggantikan Syaifullah Yusuf yang pindah haluan politik ke PPP. Dan sekarang LE pun kembali bertarung di Pilkada Riau 2018.

2. Raja Juli Antoni

Nama Raja Juli Antoni saat ini sedang ramai diperbncangkan. Bahkan ia pun menjadi viral saat menyatakan dirinya mendukung Ahok. Dan yang terbaru adalah saat ia tampil melawan politisi Gerindra Fadli Zon di ILC TvOne.

Bahkan dari pantauan GoNews.co, hingga hari ini nama Raja Juli Antoni masih menjadi topik hangat di jagad maya seperti Twitter.

Raja Juli Antoni adalah mantan Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Ia juga pernah dipercaya sebagai Direktur Eksekutif Maarif Institut, sebuah lembaga ''think tank'' yang didirikan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif.

Ia sempat menjadi calon Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2015-2020, namun kemudian mengundurkan diri karena ingin berkonsentrasi sebagai Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang baru didirikannya bersama beberapa politikus muda lainnya.

Raja meraih gelar sarjana dari IAIN Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta) pada tahun 2001 dengan riset berjudul Ayat-ayat Jihad: Studi Kritis terhadap Penafsiran Jihad sebagai Perang Suci.

Ia kemudian menempuh pendidikan master di The Department of Peace Studies, Universitas Bradford, Inggris, setelah mendapatkan beasiswa Chevening Award pada tahun 2004, dan menyelesaikannya dengan tesis master yang berjudul The Conflict in Aceh: Searching for A Peaceful Conflict Resolution Process.

Dengan beasiswa dari Australian Development Scholarhip (ADS) pada tahun 2010, Raja meneruskan studi doktoral di School of Political Science and International Studies pada Universitas Queensland, Australia. Ia berhasil mendapatkan gelar Ph.D, dengan disertasi berjudul Religious Peacebuilders: The Role of Religion in Peacebuilding in Conflict Torn Society in Southeast Asia, dengan mengambil studi kasus Mindanao (Filipina Selatan) dan Maluku(Indonesia). Iapun kini resmi menjabat Sekjen PSI.

3. Captain Indonesia Oktoberiandi

Captain Indonesia Oktoberiandi adalah alumnus Akademi Angkatan Udara (Akabri) tahun 2004.

Okto sapaan akrabnya, merupakan mantan Pilot TNI AU yang bergabung dengan Partai Berkarya.

Setelah berdinas selama 11 tahun 6 bulan di TNI AU, Okto mengajukan pensiun dini untuk memenuhi panggilan jiwanya, yaitu mengabdi kepada rakyat, bangsa dan negara melalui politik.

Niatnya ingin menjadikan Politik Rahmatan Lil alamin, yaitu politik yang benar-benar memberikan konstribusi positif bagi tanah, air dan udara beserta seluruh makhluk yang ada di dalamnya, khususnya Indonesia.

Bagi Okto, kesan politik yang kejam harus dirubah menjadi baik dan lembut dengan cara mengajak dan melibatkan orang-orang baik untuk aktif di politik.

Baginya politik ibarat pisau, jika ada di tangan orang-orang baik, maka politik akan bermanfaat, namun jika ada di tangan orang-orang yang tidak baik alias jahat maka politik akan memakan korban.

4. Irvan Herman Abdullah

Irvan Herman adalah anak dari mantan Walikota Pekanbaru, Herman Abdullah, yang sukses memimpin ibukota provinsi Riau ini selama 10 tahun.

Irvan Herman adalah putra pertama pasangan Herman Abdullah dan Evi Meiroza yang dilahirkan 12 November 1982 lalu di Pekanbaru. Nama Irvan akhir-akhir ini juga sedang ramai diperbincangkan.

Tokoh muda yang sukses menyandang gelar dokter ini juga dikenal sebagai pengusaha sukses. Kesuksesannya itu juga mengantarkannya menjadi calon Wakil Walikota Pekanbaru 2017 berpasangan dengan Ramli Walid.

Sayang, ia gagal dan mengakui ketangguhan sang petahan Firdus-Ayat yang akhirnya terpilih menjadi Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru dua periode.

Ibarat pepatah, kegalan adalah keberhasilan yang tertunda. Iapun tak mau larut dalam kekalahan. Irvan Herman pun memilih berpolitik.

Tokoh muda sekaligus putra terbaik Riau, Irvan Herman pun resmi menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (Wasekjen DPP PAN).

GoNews.co yang sempat hadir langsung di DPP PAN, menyaksikan penyerahan surat keputusan (SK) oleh Ketum Umum PAN, Zulkifli Hasan di Jalan Senopati Raya, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (9/8/2018) yang lalu.

Selain menjabat Wasekjen, putera mantan Walikota Pekanbaru dua periode Herman Abdullah itu juga ditunjuk oleh DPP PAN sebagai koordinator wilayah (Kowil) bidang pembinaan organisasi dan kaderisasi (POK) untuk wilayah Riau.

5. Sayed Djunaidi

Nama Sayed Djunaidi sudah tak asing di kancah politik. Ia sempat menjadi Ketua DPD Hanura Riau. Namun setelah ada sesuatu hal, ia pun memutuskan hijrah ke Jakarta dan menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Hanura.

Setelah Hanura diterpa dualisme kepengurusan antara Oesman Sapta Odang dan kubu Sudding, aktivis 98 ini pun didaulat menjadi Plt Ketua DPD Hanura Jambi.

Itulah 5 tokoh muda Riau yang saat ini memiliki jabatan strategis di dewan pengurus pusat parpol masing-masing.

Kita patut melihat, mendengar dan menunggu, apa yang bisa mereka buat khususnya untuk kontribusi ke Provinsi Riau. Dengan jabatan penting yang mereka sandang, 2019 adalah momen bagi mereka untuk menunjukkan keperpihakan kepada Provinsi Riau sebagai daerah kelahiran mereka. Kita tunggu saja. ***