BANDUNG - Keberhasilan pembangunan hutan tanaman industri untuk mendukung industri pulp dan kertas, telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang diperhitungkan di dunia. Di manca negara, Indonesia menjadi kompetitor utama produsen kertas dan pulp.

Demikian disampaikan Managing Director Asia Pasific Resources International Limited (APRIL), Tony Wenas dalam Konvensi Nasional Humas (KNH) Indonesia 2016, Kamis (27/10), di Bandung, yang mengangkat tema Reputasi Indonesia Membangun Global Trust.

Karena itu, untuk tetap menumbuhkan kepercayaan itu, peran humas sangat menentukan. Keberhasilan peran seorang Humas menyampaikan informasi kepada publik agar meraih kepercayaan global sangat ditentukan oleh kepatuhan terhadap regulasi dan standar yang diinginkan pasar internasional.

''Apa yang kita lakukan di dalam harus benar dulu, baru kita bisa menyatakan kepada masyarakat, sehingga jika kita sudah beyond compliance dan beyond production, teman-teman kehumasan bisa lebih bisa baik meyakinkan pihak luar membangun trust tadi,'' ujar Tony.

Baca Juga: Harumkan Riau, Dua Anak Karyawan RAPP Tampil di Istana Negara Sebagai Paskibraka Nasional 2016

Kepercayaan dunia terhadap Indonesia, dikatakan Tony, saat ini tengah naik daun, dan harus didukung oleh semua pihak, baik dari pemerintah sendiri, para stakeholders dan sektor swasta agar reputasinya semakin baik.

Baca Juga: Pelajari Multiplier Effect, Riau Investment Forum Kunjungi RAPP

Tony Wenas, yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) ini mengungkapkan sebagai kompetitor utama industri pulp dan kertas, tentu menjadi tantangan bagi Indonesia, untuk menghasilkan produk yang lebih kompetitif.

''Di APRIL, kami memiliki prinsip 4C di mana perusahaan harus baik bagi Community (masyarakat), Country (negara), Climate (Iklim) dan Company (perusahaan), sehingga ada value creation (nilai yang tercipta) bagi yang lain,'' jelasnya.

Untuk memperoleh trust dari global, sebuah perusahaan harus memiliki standar atau SOP yang sudah dilakukan perusahaan berskala internasional, seperti tentang Hak Asasi Manusia (human rights), mekanisme pengaduan (grievance mechanism), dan 100 persen patuh terhadap aturan berlaku (beyond compliance).

Pasar internasional saat ini memiliki permintaan yang tinggi dan selektif, terutama di dunia industri kehutanan.  Indonesia tentu harus mempersiapkan diri bagaimana produksinya bisa seimbang dengan konservasi dan restorasi.

Tony mencontohkan produk kertas PaperOne yang diproduksi PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), subsidiari APRIL Group merupakan 100 persen terbarukan dari hutan tanaman industri dan bukan hutan alam.

''Inilah yang diinginkan pasar internasional dan kita harus siap membangun reputasinya agar kepercayaan global semakin bagus,'' pungkasnya. (rls)