MENTAWAI - Mentawai, kabupaten yang berada di pulau terluar, yang berhadapan dengan Samudera Indonesia, merupakan contoh nyata keberagaman agama yang harmonis di wilayah Sumatera Barat. Di ''Bumi Sikerei'' umat beragama hidup rukun dan saling bahu membahu membangun negeri yang mempesona ini.

''Keberagaman dan saling menghormati di Mentawai sudah terbangun sejak lama. Di sini semua umat hidup rukun. Inilah modal Mentawai yang tidak dimiliki daerah lain,'' ujar Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet saat melakukan safari Ramadhan di Mesjid Jabal Nur Tuapejat, Jumat lalu.

Dikatakannya, Mentawai dihuni pemeluk agama, ragam ras dan suku ternyata, namun rakyatnya hidup rukun dan tidak ada perselisihan.

"Rasa kekeluargaan dengan bergandengan tangan antara umat Muslim dan Nasrani semakin terasa dan inilah modal kita dalam membangun Mentawai yang kita cintai," kata Yudas Sabaggalet di depan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit dan ratusan jamaah Masjid Jabal Nur Tuapejat.

Karena itu, Yudas mengajak kepada seluruh masyarakat Mentawai mulai dari pulau Siberut, Sipora dan pulau Sikakap, agar menjadi bulan Ramadhan sebagai momentum kebersamaan, yaitu kebersamaan dalam mewujudkan pembangunan Mentawai.

Senada dengan Yudas, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit pun mengungkapkan pujian atas rasa toleransi dan kerukunan masyarakat Mentawai. Menurut Nasrul Abit, kebersamaan seluruh masyarakat Mentawai itulah yang bisa membuat perubahan di Mentawai.

"Status Mentawai memang masih tergolong sebagai daerah 3T, tapi jangan malu dulu, karena dengan 3T itu justru Mentawai dikenal, dan saya yakin dengan modal kebersamaan ini maka Mentawai pasti ada perubahan, dan sekarangpun sudah terasa perubahan itu,'' ujar orang nomor dua di Sumatera Barat itu.

Tim Safari Ramadhan Provinsi Sumatera yang dipimpin langsung Wagub Nasrul Abit dalam lawatanya ke Mentawai mengunjungi beberapa mesjid diantaranya Mesjid Al-Furqan Sikakap dan mesjid Jabal Nur di Tuapejat Sipora Utara.

Tim Safari Ramadhan Pemprov Sumbar juga menyerahkan bantuan uang senilai Rp20 juta, beberapa Kitab Suci Al Qur'an dan juga beberapa kain sarung sebagai sarana ibadah untuk jamaah masjid Jabal Nur. (ss)