BAGANSIAPIAPI - Sekda Rokan Hilir, Surya Arpan meminta kepada wisatawan yang datang ke Bagansiapiapi jangan hanya melihat infrastruktur yang dibangun ratusan lalu dinilai secara fisik saja, tapi hendaknya dinilai dalam bentuk historisnya. Karena menurut data dinas Pariwisata Propinsi Riau, yang terbanyak memiliki situs sejarah adalah Bagansiapiapi. 

"Kemarin kita launching ke eks pelabuhan Bagansiapiapi, ada salah seorang pengunjung bilang, eh ini cuma yang kita tengoknya," cerita Sekda Rohil, Drs Surya Arpan ketika membuka acara pembentukan Riau Pesisir, baru baru ini. 

Menurut Surya, kemungkinan pengunjung itu tidak mengetahui bahwa pelabuhan Bagansiapiapi yang dulu dibangun pada tahun 1924 pernah jaya sebagai pusat perdagangan di Selat Melaka. 

Pada zaman itu, ekonomi di Bagansiapiapi sangat pesat dan itu dibuktikan dengan berdirinya kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) kedua pada tahun 1917 setelah Solo. Artinya, pada abad ke 19 itu, ekonomi masyarakat sudah luar biasa. 

Indikator keberhasilan suatu ekonomi didaerah ditandai dengan adanya Perbankan. Jadi kantor BRI itu juga salah satu menjadi situs sejarah yang menandakan bahwa taraf kehidupan masyarakat Bagansiapiapi pada era itu sudah sangat bagus. 

Termasuk dengan produksi ikan Bagansiapiapi yang kedua terbesar setelah Norwegia. Ternyata hingga saat ini jumlah ikan yang ada dilaut Rokan Hilir melimpah ruah. 

''Saya dulu sempat protes ketika orang mengatakan bahwa Ikan di Bagansiapiapi sudah tidak ada. Selama ini kita tidak bisa memantau berapa jumlah ikan yang ditangkap oleh nelayan. Karena mereka melakukan transaksi ditengah laut," tukasnya. 

Ikan- kan itu kebanyakan dibawa ke Port Klang, Malaysia serta Tanjung Balai Asahan, Sumut. Karena minus dibawa ke Bagansiapiapi disebabkan kita tidak mempunyai Tempat Pelelangan Ikan (TPI), akhirnya, kedua daerah itu yang dapat nama. 

Dikatakan Sekda, potensi wisata yang ada di Rohil berbeda dengan daerah lain. Apa yang ada di Rokan Hilir, tidak dimiliki dengan Kabupaten lain. 

Hingga kini, seluruh potensi yang kita miliki baik didarat maupun dilaut belum dikelola dengan baik. Misalnya potensi danau Janda Gatal yang namanya sejak dulu memang unik, justru berkat keunikan itu ianya lebih dikenal luas. *** Â