PEKANBARU, GORIAU.COM - Ribuan warga Pekanbaru, Riau, mengutuk keras Pemerintah Provinsi Riau dan pusat, imbas dari jatuhnya korban jiwa, yakni Ramadhani Lutfi Aerli, bocah berusia sembilan tahun yang meninggal dunia akibat bencana asap yang terjadi berkepanjangan di Riau.

Hujatan ini disampaikan warga melalui jejaring sosial. Banyak yang melayangkan ucapan turut berduka cita, serta ada pula yang mencaci maki pemerintah, yang dinilai belum bereaksi mengantisipasi bencana kabut asap di Riau, yang sudah tiga bulan tak hilang-hilang. Harus berapa orang lagi yang tewas akibat ulah penjahat lingkungan tersebut.

"Inalillahi waina ilaihi rojiun, bagaimana nih pemerintah, masa setiap hari kami harus menghirup udara yg tidak sehat, bagaimana nasib kami?nasib anak" kami? sudah berbulan-bulan menghirup udara ini, dan sudah berbulan" tak sekolah,apa kami harus diam saja seperti ini?apakah kami masih di anggap di negara ini???????," tulis pemilik jejaring sosial facebook bernama Bunda Nya Yoga Bintang.

"Percuma ngarepin presiden. Katanya 2 mggu asap ilg, mana?? 3 bln bencana gk selesai, gara2 org tamak n rakus masyarakt jd korban. Pejabat tinggi enak ngungsi k jerman. Loh org qt mana bisa, semoga allah menegur presiden qt biar sadar!! klo rakyat yg sadarkan susah. Mending allah. Biar nyahok!!," tulis Sii Rani.

Tak mau kalah, netizens lainnya ikut pajang komentar terkait kelalaian pemerintah Riau dan pusat dalam penanganan bencana asap ini. "Innalillahi wainnalillahirojiun....Semoga di laknaat orang2 yang wajib bertanggung jawab terhadap kematian yang di sebabkan oleh penderitaan asap yang terjadi sampai saat ini," tulis Korinto Santo.

Belum lagi umpatan yang disampaikan warga melalui status Blackberry Massager. Ada yang menyebut kalau pemerintah masa kepemimpinan presiden Joko Widodo sangat tidak perduli dengan rakyat. "Kalau bola biasa siaga I, kalau asap di Riau dibawa diam, oh Jokowi," status BBM salahseorang warga Pekanbaru, menanggapi korban asap.

Pantauan GoRiau.com, kabut asap kian pekat hingga Rabu (21/10/2015) sore. Menurut data terkini dari bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, sudah 60 penerbangan dibatalkan akibat asap. "Total ada 78 penerbangan, 60 diantaranya batal karena jarak pandang hanya 300 meter," sebut Airport Duty Manager Bandara SSK II, Hasnan. (had)