SIAK - Sejak 2016 hingga November 2018, sekitar 1.019 nelayan di Kabupaten Siak, Riau sudah tercover Bantuan Premi Asuransi Nelayan (BPAN). Asuransi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) secara gratis.

“Total neyalan di Siak sebanyak 1.077 jiwa, sampai 2018 ini tinggal 58 orang lagi yang belum,” ujar Kadis Perikanan dan Peternakan Kab Siak, Susilawati kepada GoRiau.com, Sabtu (8/12/2018).

Sayangnya, kata Susi lagi, di tahun 2018 pihaknya tidak lagi bisa melakukan pengusulan asuransi gratis bagi nelayan yang telah menerima di tahun 2016 dan 2017.

Namun PT Jasindo menggulirkan program asuransi nelayan mandiri. Dan nelayan pun diharapkan mengikuti program asuransi dengan nilai premi Rp 175 ribu, Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu per tahun untuk setiap nelayan.

Dirinya meminta para nelayan untuk memperhatikan masa berlaku asuransi, artinya jangan sampai diurus pada saat masa berlakunya sudah habis.

Kartu tersebut sangat berguna untuk mengurus apabila nelayan mengalami kecelakaan atau sakit karena aktifitas sehari-hari.

Disampaikannya pula, Program Bantuan Premi Asuransi Nelayan (BPAN) Kementrian Kelautan dan Perikanan hanya berlaku selama 1 tahun.

"Jadi apabila masa berlaku asuransi telah habis, maka nelayan boleh ikut asuransi nelayan mandiri dari PT. Jasindo. Untuk tahun 2018 usulan asuransi nelayan program pemerintah sebanyak 225 nelayan,” imbuhnya.

Dijelaskannya, nelayan penerima asuransi mandiri tahun 2016 dan 2017 yang telah terbit kartu asuransinya sebanyak 11 nelayan, berasal dari kecamatan Mempura. Sedangkan yang masih proses di PT Jasindo berjumlah 50 nelayan yang berasal dari kecamatan Koto Gasib dan Sungai Apit.

Dirinya meminta para nelayan untuk memperhatikan masa berlaku asuransi, artinya jangan sampai diurus pada saat masa berlakunya sudah habis. Kartu tersebut sangat berguna untuk mengurus apabila nelayan mengalami kecelakaan atau sakit karena aktifitas sehari-hari.

Selain sektor perikanan tangkap, potensi perikanan budidaya di kabupaten Siak sangat besar, oleh karena itu dirinya mengajak seluruh nelayan untuk memanfaatkan potensi yang ada secara maksimal.

"Dengan harapan mewujudkan profesi nelayan, pembudidaya ikan sertal pengolah hasil perikanan menjadi masyarakat yang berpenghasilan tinggi," sebutnya lagi.***