SIAK SRI INDRAPURA, - Penampilan Bupati Siak H Syamsuar tampak berbeda dari hari-hari sebelumnya. Ada lilitan di kepalanya yang terbuat dari kain songket. Identitas masyarakat Melayu ini biasa disebut Tanjak.

"Ini namanya Tanjak, bagian dari identitas Melayu. Setiap hari Kamis dan Jumat, saya akan buat surat edaran untuk mengajak semua pegawai di Siak, khususnya laki-laki membiasakan pakai Tanjak. Ini cara kita untuk melestarikan budaya Melayu, apalagi daerah kita sering dikunjungi wisatawan," kata Syamsuar kepada GoRiau.com, usai memimpin rapat pelestarian cagar budaya di ruangan Zamrud, Kediaman Bupati Siak, Kamis (2/2/2017).

Dia menceritakan pengalamannya saat pergi ke beberapa daerah, dimana kepala daerahnya menggunakan identitas di kepala. "Waktu saya ke Bandung minggu lalu, semua pejabat di sana pakai ikat di kepala, dan itu memang bagian dari kebudayaan mereka. Lihat nich, Zumi Zola juga pakai Tanjak. Ini kan bagus, apalagi Siak destinasi wisata di Riau," ujarnya sembari memperlihatkan foto-foto Gubernur Jambi itu sedang memakai Tanjak dari handphone-nya.

Meskipun awalnya pemakaian Tanjak ini menunjukan kelas sosial di masyarakat pada waktu dulu, namun seiring perkembangan zaman, Tanjak ini telah menjadi ciri khas pria Melayu.

"Ini juga salah satu upaya kita untuk mendorong para pengrajin memasarkan secara bebas kepada masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Siak. Jadi, jika orang ke sini, mereka bisa membeli Tanjak ini di Pasar Seni, dekat Istana Siak," katanya.

Bupati mendorong pengrajin agar lebih banyak lagi memproduksi Tanjak ini, karena setiap tamu yang datang ke Siak, akan dikasih cinderamata, salah satunya Tanjak. Menariknya, sudah ada komunitas Tanjak yang anggotanya sebagian besar anak muda. Mereka mempopulerkan kembali Tanjak ini sebagai identitas pria Melayu.

"Jadi, tamu-tamu yang datang ke sini, akan kita kasih Tanjak. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan budaya Melayu kita ini. Apalagi kita sudah tahu, kerajaan Siak itu ada di sini, tempat asal muasal berkembangnya kebudayaan Melayu di Riau. Kalau ingin mengetahui sejarah Melayu, ya memang di Siak ini tempatnya, Siak The Trully Malay (Siak adalah Melayu yang sesungguhnya)," jelas Syam.

Usai memimpin rapat itu, tampak sejumlah pejabat memakai Tanjak di kepala mereka, sebagian juga ada yang belum. Pejabat itu tampak gagah dan beriwaba.

"Tadi ada Tanjak saya, sedang dipakai teman. Memang awalnya agak kurang percaya diri, mungkin karena belum terbiasa kayaknya. Kan belum terlalu banyak yang makai, sebab ada juga yang belum beli. Mungkin minggu besok sudah banyak pegawai yang pakai Tanjak, kabarnya stok di pasar juga habis," ujar salah seorang pejabat eselon II kepada GoRiau.com. *** #SIAK