PEKANBARU - Meski hasil forensik tidak menunjukkan kalau Nia tidak diperkosa atau pun mengalami kekerasan fisik, namun kepolisian terus mendalami kematian wanita umur 20 tahun, yang ditemukan meregang nyawa di dalam septictank.

Itu dibenarkan Kapolres Siak, AKBP Restika Nainggolan, saat dihubungi GoRiau.com (GoNews Group), Senin (26/9/2016) siang. "Dugaan kita korban memang dibunuh. Meski tidak ada tanda kekerasan fisik, termasuk dugaan diperkosa," ucapnya.

Sampai hari ini, penyidik sudah memeriksa delapan orang saksi. Tiga diantaranya dari pihak keluarga dan lima lainnya teman-teman almarhumah. "Kita masih kumpulkan keterangan dan alat bukti. Koordinasi juga dengan Polda Riau," bebernya.

Koordinasi tersebut salah satunya dengan melacak komunikasi Nia dengan orang lain via handphone, di mana nanti bisa jadi petunjuk tambahan penyidik. "Itu (HP) kekunci. Kita koordinasi dengan Polda biar bisa dibuka," ungkap Restika.

Semua itu tentunya perlu proses yang cukup panjang. Meski demikian, ia tidak menampik beberapa keganjilan yang mengarah kedugaan bahwa korban memang sengaja dihabisi. "TKPnya di dalam septictank, dugaannya pasti ada yang memasukkan," ulasnya.

Sebelum ditemukan meninggal dunia di septictank belakang rumah tetangganya, di Kampung Mengkapan, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, 11 September 2016 lalu, Nia sempat dilaporkan hilang alias tidak pulang oleh keluarga.

Kakak kandung Nia mengatakan kepada polisi, bahwa malam sebelum hilang, Nia sempat berkumpul dengan teman-temannya. Sang kakak juga melihat korban menuju belakang rumah. Ketika itu ia tidak curiga, dan menduga Nia hendak buang air.

Menurut kepolisian di Siak, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun indikasi kekerasan seksual di tubuh korban. ***