SULSEL- Bupati Siak Syamsuar melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis (8/9/2016). Kunker ini dilakukan Syamsuar dalam rangka kunjungan balasan serta berbagi informasi dengan Pemkab Bantaeng. Kehadiran Bupati Siak beserta rombongan disambut langsung Bupati Bantaeng Nurdin Abdulllah di ruang kerjanya.

Pada kesempatan itu, Nurdin Abdullah memaparkan upaya apa saja yang telah dilakukan Pemkab Bantaeng untuk memajukan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Bantaeng yang dikenal dengan "Tanah Tua" sebagai daerah tertua di Sulawesi Selatan memiliki 8 kecamatan dan dulunya termasuk daerah tertinggal.

Nurdin menceritakan bagaimana Bantaeng sejak 2009 mulai berbenah dan membangun daerah. Semua sektor disentuh tanpa pengecualian. Bahkan untuk hal paling sederhana seperti sampah menjadi perhatian yang serius.

Dia mengisahkan, rumitnya masa jabatan Bupati yang diemban diawal-awal menjabat. Dengan APBD yang begitu minim, dirinya juga dihadang oleh berbagai persoalan yang rumit. Mulai dengan masalah banjir, infrastruktur yang rusak parah hingga tingkat perekonomian masyarakat yang merosot.

"Tidak salah, tahun 2008 itu Bantaeng dinobatkan sebagai daerah tertinggal," jelasnya.

Namun, Profesor Bidang Pertanian ini tidak patah arang untuk membangun daerah. Dengan ilmu dan kewibaan yang dimilikinya, perlahan-lahan Nurdin mampu membawa Bantaeng ke arah yang lebih baik. Bahkan, di tahun 2016 ini, menjadi salah satu kabupaten percontohan di Indonesia.

Berbagai inovasi yang dilakukan Nurdin, diantaranya mengumpulkan akademisi-akademisi dari Universitas Hasanuddin dan Jepang untuk membuat satu terobosan di bidang pertanian.

Dipenghujung pertemuan, Dosen Universitas Hasanuddin ini mengaku senang atas kunjungan Bupati Siak. Dia menegaskan akan selalu siap membantu Kabupaten Siak, termasuk menjembatani melalui Kemendagri untuk mendapatkan bantuan ambulan dan damkar dari Negara Jepang.

Sementara itu, Bupati Siak H Syamsuar mengatakan, apa yang dialami Bantaeng hampir sama dengan Kabupaten Siak awal-awal dimekarkan tahun 1999 lalu. Kendati demikian, dengan niat dan komitmen yang kuat untuk membangun Siak, perlahan-lahan berbagai persoalan itu dapat diselesaikan.

"Untuk saat ini, membangun daerah kita tak bisa hanya mengandalkan APBD saja," ujarnya.

Syamsuar berharap Kabupaten Siak bisa mengikuti jejak Kabupaten Bantaeng dalam upaya memajukan daerah, salah satunya dengan cara terobosan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Pada kesempatan itu, Nurdin mengajak Bupati Siak dan rombongan melihat ambulan dan mobil damkar yang juga merupakan bantuan hibah dari Jepang, serta klinik pengaduan atau public safety center dengan sistem on call 24 jam (119).

Kunker Bupati Siak ini didampingi sejumlah pejabat, diantaranya Kepala Bappeda Yan Prana Jaya, Kadis Bina Marga dan Pengairan Irving Kahar, Kadiskes Tony Chandra, Kadis Pertanian dan Holtikultura Rubiati dan Kadis Koperindag Wan Bukhari.(nal/rls)