PEKANBARU - Tren penurunan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dunia berdampak juga terhadap harga CPO Indonesia. Salah satu tekanan besar bagi harga CPO datang dari melemahnya harga minyak kedelai kontrak berjangka di Chicago Board of Trade.

"Penyebab dari anjloknya komoditas agrikultur unggulan Amerika Serikat (AS) ini adalah masih membaranya tensi perang dagang antara AS dan China," kata Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau, Tengku Neni Mega Ayu di Pekanbaru, Selasa (17/7/2018).

Ia menerangkan, bahwa harga CPO memang banyak dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai, seiring persaingan mereka dalam memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global.

"Ketika harga minyak kedelai melemah, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut tertekan," ungkapnya.

Selain itu, penurunan tren CPO ini juga dipengaruhi oleh keputusan Pemerintah Malaysia sebagai produsen CPO untuk meneruskan kebijakan bea keluar sebesar 5 persen untuk produk CPO.

"Periode 18-24 Juli 2018 ini, harga CPO terpantau sebesar Rp7.004,40 dan harga kernel sebesar Rp5.056,64," tutupnya. ***