RENGAT - Sudah lebih dari tiga tahun, harga getah karet di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau tak kunjung membaik, melainkan terus mengalami penurunan hingga mencapai angka Rp5000 per kilogram.

Hal itu membuat para petani terjepit. Ditambah curah hujan yang tinggi, membuat para petani tidak bisa beraktifitas menyadap karet mereka.

"Akibat dari semua ini, kami para petani sudah merasa teraniaya, bahkan kami harus bertahan hidup dengan meminjam uang para tengkulak", kata Deli (42), kepada GoRiau.com, Sabtu (17/11/2018).

Deli mengaku, jika harga karet terus merosot, tentu akan menimbulkan dampak besar bagi kelangsungan kehidupan petani. Begitu juga dengan kelangsungan pendidikan para anak petani karet.

"Apabila harga getah karet jauh dibawah harga sembako, tentu menjadi sebuah ancaman bagi kami para petani karet dan ancaman juga bagi kelangsungan pendidikan anak-anak kami", keluh bapak 4 anak itu.

Atas hal itu, Deli berharap pada pemerintah daerah, untuk membantu mencarikan solusi bagi para petani karet, khususnya di Kabupaten Inhu, tuturnya.

Pantauan GoRiau.com, selain getah karet, harga TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit di Inhu juga ikut merosot hingga ke angka Rp850 rupiah.

Dari pengakuan petani sawit, anjloknya harga TBS tersebut juga sudah berlangsung hampir satu bulan. Para petani sawit itu juga berharap, adanya peran aktif pemerintah dalam mengatasi persoalan para petani, baik petani karet maupun sawit. ***