BENGKALIS - Kebutuhan daging sapi di Bengkalis terus berkurang sering terjadinya ''ledakan'' penduduk di daerah itu, karena itu untuk meningkatkan pasokan, Dinas Pertanian Bengkalis melakukan program Siwab (Sapi Induk Wajib Bunting).

Kepala Dinas Pertanian Bengkalis, H Arianto menyebutkan program Siwab ini merupakan salah satu program pusat yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan ketersediaan daging sapi di sejumlah pasar yang ada.

"Program Siwab juga harus dilaksanakan agar Bengkalis tidak lagi mengimpor daging yang kemungkinan masuk secara ilegal, bahkan kita tidak tahu kehalalannya,'' terang mantan Plt Sekda Bengkalis itu, Jumat (13/7/2018).

Program Siwab di Bengkalis realisasinya merupakan yang terbaik di Provinsi Riau. Namun jumlah sapi untuk dipotong saat ini juga masih terbilang kurang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Bengkalis.

"Untuk target Siwab 2018 sebanyak 1.770 ekor sapi, realisasinya di Kabupaten Bengkalis Sapi Induk Wajib Bunting berjumlah 1.415 ekor dan lahirkan 815 ekor anak sapi. Itupun kita masih butuh impor daging sapi dari luar," terang Arianto lagi.

Selain itu, lanjut Arianto, pada tahun anggaran 2018, Dinas Pertanian Bengkalis melaksanakan program strategis Pajale (Padi, Jagung dan Kedai) untuk meningkatkan ketersediaan pangan.

''Padi, jagung dan kedelai adalah sebuah komoditas yang dimanfaatkan bangsa kita bukan untuk makanan pokok saja, tapi juga untuk pembuatan makanan lain," ujarnya.

Untuk realisasi tanaman pangan masih rendah, berbanding terbalik dengan peternakan yang realisasinya terbaik di Riau. Bengkalis belum punya irigasi seperti Sumbar yang bisa panen 2 hingga 3 kali setahun.

''Setelah musim panen padi, baru kita bisa menanam jagung dan kedelai. Itulah sebabnya kita belum bisa memenuhi target program Pajale,'' ungkapnya.

Dipaparkan Arianto, target luas tanam 2018 di Kabupaten Bengkalis untuk padi seluas 5.728 Ha, hingga bulan Juli baru terealisasi 1.558 Ha, Sedangkan jagung 521 Ha terealisasi 111,5 ha, kedelai 100 ha. ***