BANGKINANG - Sejumlah petani di Dusun Koto, Kelurahan Pasir Sialang, Kecamatan Bangkinang mengaku resah oleh ulah ratusan beruk yang merusak kebun mereka. Petani juga merasa ketakutan jika sewaktu-waktu segerombolan beruk menyerang mereka.

Khairudin (45), salah seorang petani kepada GoRiau.com, Selasa (26/4/2017) mengungkapkan, gerombolan beruk ini telah merusakan tanaman jagung dan ubi masyarakat.

"Jagung baru mulai keluar buah itu yang dimakannya. Batangnya habis dipatahkan," beber pria yang akrab disapa Udin ini.

Untuk mengatasi itu petani telah mencoba melumasi buah jagung dengan belacan, namun hal itu tak bertahan lama karena apabila hujan datang bau belacan sebagai penangkal sudah hilang karena disiram air hujan.

Beruk juga telah mengganggu petani karet. "Ada jok honda (sepeda motor) tukang motong (penakik karet red) yang disobek-sobek beruk karena mencium ada nasi yang disimpan tukang motong itu di dalam jok," beber Udin.

Beruk yang berkeliaran di kebun warga sekitar Jernih Kelurahan Pasir Sialang sampai Desa Bukit Sembilan dan Laboy Jaya ini ukurannya cukup besar bahkan diperkirakan tingginya lebih dari 1 meter.

Ia berharap dinas terkait maupun pihak berwenang seperti Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau turun dan melakukan penertiban atau penangkapan terhadap beruk liar ini.

"Masyarakat sangat resah dan takut. Kalau dibunuh masyarakat takut pula dipenjara, kalau tak dibunuh sudah sangat menganggu," katanya.

"Sebelum ada korban jiwa supaya pihak terkait menanganginya. Masalahnya di situ hutan lindung dekat. Ketika tak ada makanan di hutan lindung maka menyerang perkebunan warga," imbuhnya. ***