PEKANBARU - Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau semakin hancur. Pada triwulan II Tahun 2018 terhitung hanya tumbuh 2,38 persen dan terbilang lambat meskipun sudah ditopang migas sebagai penyokong perekonomian terbesar di Riau.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Aden Gultom mengatakan ekonomi Riau triwulan II-2018 tumbuh 2,38 persen (y-on-y), lebih lambat dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,49 persen.

"Jika tanpa migas, pertumbuhan ekonomi Riau hanya sebesar 3,97 persen," kata Aden Gultom di Pekanbaru, Senin (6/8/2018).

Dari sisi produksi, lanjut Aden, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha kecuali pertambangan dan penggalian; dan pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang. Yang mana,  pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa lainnya yang tumbuh 8,56 persen. 

Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 11,21 persen.

"Dapat kami sampaikan, bahwa perekonomian Riau triwulan II-2018 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp188,28 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp118,15 triliun," tandasnya. ***