PEKANBARU - Turunnya harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dinilai sebagai momen yang tepat untuk melakukan peremajaan (replanting) kebun kelapa sawit di tanah air.

"Secara nasional produksi CPO Indonesia diperkirakan akan melambat karena kebijakan replanting sawit bagi petani kecil yang digagas oleh pemerintah," kata Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Mutu, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau, Dedi Yasmono kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Kamis (4/1/2018).

Selain itu, lanjut Dedi, Indonesia juga masih menghadapi berbagai kendala dalam memenuhi target mandatori biodiesel dalam negeri dengan kadar 20 persen (B-20).

Kemudian, ada pula kebijakan yang dibuat pemerintah mengenai moratorium izin pembukaan lahan perkebunan baru yang akan memperlambat pertumbuhan perkebunan kelapa sawit.

"Sehingga beberapa faktor eksternal ini dapat memelankan laju produksi CPO. Imbasnya penurunan harga CPO dan menurunnya harga TBS (tandan buah segar) sawit," ujarnya.

Untuk pekan ini saja atau periode 3-9 Januari 2018, harga TBS kelapa sawit di Riau mengalami penurunan sebesar Rp11,64 per kilogramnya.

Adapun rincian pengelompokan penetapan harganya, sebagai berikut: kelapa sawit umur 3 tahun sebesar Rp1.307,69; kelapa sawit umur 4 tahun Rp1.459,01; kelapa sawit umur 5 tahun Rp1.560,73; kelapa sawit umur 6 tahun Rp1.607,78; kelapa sawit umur 7 tahun Rp1.668,81.

Selanjutnya, kelapa sawit umur 8 tahun Rp1.720,91; kelapa sawit umur 9 tahun Rp1.776,89; kelapa sawit umur 10 tahun-20 tahun Rp1.825,81; kelapa sawit umur 21 tahun Rp1.783,26.

Kemudian, kelapa sawit umur 22 tahun Rp1.740,02, kelapa sawit umur 23 tahun Rp1.697,47, kelapa sawit umur 24 tahun Rp1.680,31, dan kelapa sawit umur 25 tahun Rp1.611,67.  ***