PEKANBARU - Kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) yang melanda Provinsi Riau tak kunjung usai. Bahkan, belakangan ini satuan tugas (Satgas) pemadaman karlahut disibukan dengan munculnya puluhan titik api, salah satunya di Kabupaten Rokan Hilir.

"Kebakaran lahan dan hutan belum usai, malah sudah memakan korban lagi, yaitu Pratu Wahyudi yang gugur saat memadamkan api di Rohil," ungkap Koordinator Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), Woro Supartinah saat mengikuti diskusi publik dalam mencegah dan memberantas karlahut di Riau, Rabu (24/8/2016) di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau.

Ia pun menekankan, agar tugas mencegah dan memberantas karlahut bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan instansi terkait saja tetapi juga masyarakat umum.

"Kita (masyarakat) memang korban, tetapi publik bisa menentukan perannya untuk membantu sebuah perubahan. Sehingga kita bisa terbebas dari bencana karlahut," tutupnya.

Menurut data yang dimiliki oleh Jikalahari, setidaknyaa ada sebanyak 632 titik panas muncul di Riau sepanjang 2016 hingga Agustus. Hal ini membuat bayang-bayang bencana kabut asap dirasa masih mengancam Provinsi Riau yang mempunyai hektaran lahan gambut. ***