PEKANBARU - Komitmen paslon Gubri Wagubri nomor urut 2, Lukman Edy (LE)-Hardianto terhadap dunia pendidikan sangat tinggi. Ini ditunjukkan dengan perhatiannya terhadap guru komite dan tenaga operator pendidikan di sekolah-sekolah yang ada.

Menurut Lukman Edy (LE), saat ini nasib guru komite dan tenaga operator pendidikan di sekolah tidak menentu. Sebab, gaji mereka ini tergantung kepada sumbangan komite yang dipungut dari masyarakat.

"Hadirnya guru komite ini kan karena terbatasnya pengangkatan guru PNS. Sehingga, untuk mengatasi kekurangan tenaga pendidik, sekolah-sekolah mengambil kebijakan untuk mengangkat guru komite yang mana biayanya dari sumbangan komite. Dan sepengetahuan saya, gaji mereka bervariatif, ada yang terima Rp200 ribu, Rp500 ribu bahkan ada yang sukarela tanpa digaji," papar Lukman Edy kepada wartawan, baru-barui ini.

Selain guru komite, masih menurut Lukman Edy, ada lagi tenaga honor sekolah yang biasa disebut tenaga operator dapodik. Nah, nasib tenaga operator ini pun hampir sama dengan guru komite tadi.

"Dari data yang kita punya, tenaga komite di Riau ini ada sekitar 5000 orang. Dan mereka-meraka ini harus dapat perhatian serius dari pemerintah karena mereka ini termasuk ujung tombak pendidikan di Riau," tegas mantan anggota DPR RI ini.

Nah, salah satu solusi yang ditawarkan LE untuk menyelesaikan persoalan ini adalah dengan membentuk tim khusus yang berfungsi untuk menyusun kebutuhan dan anggaran pendidikan.

"Kalau pemerintah sudah memberikan support dananya untuk guru komite ini, maka guru komite akan lebih baik nasibnya dan para orangtua murid pun akan lebih ringan biayanya karena tak perlu lagi mengeluarkan biaya tinggi untuk membantu guru komite ini," jelas LE. (rls)