PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau resmi menetapkan status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) hingga 31 Mei 2018 nanti, mencegah terjadinya ancaman kabut asap imbas dari Karhutla tersebut, dengan melibatkan masing-masing Satgas (Satuan Tugas).

Begitu pula dengan Satgas Udara dari pihak Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Roesmin Nurjadin yang bermarkas di Kota Pekanbaru. Pihak Lanud RSN (Roesmin Nurjadin) memastikan, jet tempur turut dilibatkan untuk memantau titik api dari udara, sambil menggelar patroli rutin.

Pesawat tempur ini antara lain dari Skadron Udara 16 dan 12 yang dimiliki Lanud. Tentunya dari udara, identifikasi titik api dapat lebih mudah dan akurat. Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Operasi Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru Kolonel Pnb Jajang Setiawan, Rabu (21/2/2018) siang.

"Sesuai intruksi pimpinan, kita membantu dalam mengidentifikasi titik-titik api (Firespot) dari udara," terang dia. Para pilot jet tempur itu nantinya akan mengecek lokasi Karhutla yang terjadi di Riau, dan merangkum berbagai informasi yang terpantau dari udara.

Informasi ini kemudian akan diteruskan ke Satgas, sehingga dapat ditindak lanjuti secara cepat, sebelum Karhutla meluas dan berpotensi menimbulkan kabut asap. Cara itu, juga pernah diterapkan beberapa tahun lalu, saat terjadi Karhutla di Provinsi Riau.

Selain itu, Lanud Roesmin Nurjadin juga memiliki Helikopter Super Puma, yang juga dapat difungsikan untuk melakukan pemantauan, hingga pengerahan personel via udara, jika misalnya akses ke lokasi Karhutla sulit dijangkau dari darat.

Untuk diketahui, Karhutla di Riau tercatat sudah mencapai luasan sekitar ratusan hektar, yang terjadi disejumlah Kabupaten, salah satunya Kepulauan Meranti. Bahkan pula, pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan status Siaga Darurat Karhutla.

Selain Riau, ada tiga daerah lainnya yang mengambil langkah serupa, diantaranya Sumatera Selatan, Kalimantan Barat serta Kalimantan Tengah. Salah satu alasannya, karena adanya peningkatan titik panas (Hotspot), demikian disampaikan dalam rilis dari pihak BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Pusat.

Disebutkan, bahwa daerah yang berada di sekitar khatulistiwa saat ini memasuki musim kemarau periode pertama, seperti daerah Riau, Kalimantan Barat serta Kalimantan Tengah yang memiliki pola hujan ekuatorial. ***