PEKANBARU - Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 Nopember, menjadi momen penting bagi para pahlawan tanpa tanda jasa. Berbagai persoalan penting terkait pendidikan diharapkan bisa lebih baik, termasuk soal kesejahteraan maupun sistem belajar dan mengajar yang tidak memberatkan murid juga guru sebagai tenaga pengajar.
Momen hari Guru Nasional yang akan diperingati pada 25 Nopember 2016 mendatang, terselip harapan dan keinginan para guru yang hingga saat ini masih banyak yang belum terpenuhi. Salah satunya adalah perlindungan terhadap guru, dimana saat ini marak sekali tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah.
Seperti yang diungkapkan Kepala SMAN 1 Dayun, Kabupaten Siak Riau, Komaryatin kepada GoRiau.com (GoNews Group), Kamis (27/10/2016) malam.
"Alhamdulillah di sekolah kami belum ada kejadian seperti itu. Tapi kita sering melihat, mendengar dan membaca di beberapa media, ada guru yang dipukul murid, ada juga guru yang memukul murid dan lain sebagainya. Saya sangat prihatin dan disinilah harapan kami adanya perlindungan terhadap para pengajar," ujar Komaryatin melalui pesan Whatsapp.
Untuk itu kata dia, harus ada kerjasama dan komunikasi dengan baik antara pihak sekolah dan wali murid agar tidak terjadi kecurigaan-kecurigaan dan guna menhindari salah faham yang bisa berujung dengan bentrokan fisik.
"Dengan komunikasi yang baik, saya yakin gesekan antar guru dan murid tidak akan terjadi. Dengan komunikasi ini maka tidak ada kecurigaan dari pihak wali murid. Karena kalau di sekolah murid adalah merupakan anak bagi guru, jadi kalaupun marah atas kesalahan anak, benar-benar didasari dengan penuh kasih sayang, dan bukan karena kebencian," pintanya.
Momen Hari Guru Nasional nanti, dirinya juga menginginkan agar Pemerintah benar-benar memperhatikan kesejahteraan para guru. "Saat ini kalau itung-itungan diatas kertas, jumlah guru yang sudah PNS jumlahnya tentu masih kurang, memang dari segi kesejahteraan bagi yang sudah PNS, saat ini sudah mulai bagus, tapi itu belum dirasakan bagi yang masih berstatus sebagai tenaga honorer," paparnya.
Apalagi kata dia, rencananya di tahun 2017, khususnya SMA dan SMK sudah masuk kewenangan Disdik Provinsi. Itu artinya, kesejahteraan honorer harus benar-benar diperhatikan. "Kan rumornya nanti pihak Disdik Provinsi hanya menerima pendidik dan tenaga kepndidikn yang PNS saja. Mudah-mudahan sih hanya rumor saja," harapnya.
Bicara soal SMAN I Dayun, Komaryatin mengaku sudah termasuk baik. "Ya untuk di sekolah kami, mungkin dari segi infrastruktur sudah mencukupi apalagi sekolah kami juga telah memperoleh penghargaan, salah satunya sebagai Sekolah Adiwiyata pada tahun 2015 yang lalu," pungkasnya. ***