PEKANBARU - Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman mengeluhkan harga pasar minyak mentah yang selama ini hanya tergantung pada besaran nilai yang ditentukan oleh pihak asing (luar negeri). Sehingga sampai saat ini, Andi Rachman -sapaan akrab Gubernur Riau- merasa tidak ada jaminan bagi wilayahnya sebagai penghasil minyak mentah.

Untuk itu, orang nomor satu di Riau ini pun melanjutkan langkahnya yang masih 'terseok-seok' dalam menuntaskan persoalan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk membuka peluang investasi seluas-luasnya.

"Kita hanya produksi minyak, setelah itu dijual. Harga jual pun mengikuti harga pasar ditentukan luar negeri. Tidak ada jaminan," kata Andi Rachman saat menghadiri Rapat koordinasi (Rakornis) dan sinkronisasi program ketenagakerjaan ketransmigrasian tahun 2017 se-Provinsi Riau, di Kota Dumai, Sabtu (18/2/2017) pagi.

Dikatakan Andi, salah satu strategi yang dapat ia lakukan sekarang ini untuk meningkatkan perekonomian daerah ialah dengan membawa investor masuk ke Riau.

Ia juga tidak memungkiri bahwa peluang investasi yang ada di Riau saat ini masih terbelenggu RTRW yang tak kunjung tuntas.

Kendati demikian, Andi Rachman yakin dengan bekerja sama dengan Koordinasi dan Supervisi Pencegahan (Korsupgah) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), persoalan RTRW di Riau dapat diselesaikan secepatnya pada Maret 2017 mendatang.

"Kita buka peluang investasi untuk mengatasi pengangguran. RTRW bulan Maret ini akan selesai," tandasnya. ***