PEKANBARU - Politik uang bukan hal yang tabu lagi dalam catur perpolitikan di Indonesia, khususnya di Provinsi Riau. Masyarakat pun rela menjual hak suaranya dengan uang yang hanya bisa dipakainya cukup sehari tapi mengorbankan pembangunan selama 5 tahun. Namun, hal ini yang ingin ditepis oleh pasangan nomor urut 1 Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Riau, Syamsuar - Edy Nasution yang menegaskan tidak akan melakukan politik uang.

Calon Gubernur Riau, Syamsuar mengatakan politik uang harus dihindari karena tidak mendidik masyarakat. Masyarakat pun harus menentukan pilihannya sesuai dengan hati nurani. Tahun ini diharapkan tidak ada lagi politik uang. Sehingga tidak ada pribadi atau kelompok yang mencoba-coba menggunakan politik uang supaya terpilih (Gubernur dan Wakil Gubernur Riau, red) dengan cara yang tidak baik.

"Untuk itu kepada seluruh masyarakat Riau, mari bersama-sama mengawal Pilkada 2018 ini. Kalau pun ada ditemukan pelanggaran politik uang, masyarakat diminta untuk melaporkan hal tersebut kepada pihak yang berwajib atau instansi terkait," kata bupati terpopuler di Riau, Kamis (26/4/2018).

Karena bagaimana pun juga menurut Syamsuar, masa depan Riau ditentukan oleh pemimpin yang akan memimpin lima tahun kedepannya. Kekhawatiran dirinya kalau mereka (paslon lain) menggunakan cara-cara yang tidak baik (politik uang). Sehingga dalam lima tahun kedepan bukan membangun Riau lebih baik, justru mementingkan kepentingan pribadi dan golongan.

"Untuk itu saya mengajak masyarakat Riau mari menjadi pemilih cerdas. Juga tidak tergoda dengan politik uang dan sembako, sehingga pilkada tahun ini berjalan jujur dan adil. Kita juga mengharapkan tidak terjadinya hal-hal negatif yang tidak kita inginkan terjadi," ujar Calon Gubernur yang memiliki elektabilitas tertinggi.

Ditempat yang sama Calon Wakil Gubernur Riau, Brigjen TNI (Purn) Edy Nasution perihatin dengan kondisi politik di Riau yang masyarakatnya masih meminta politik uang. Hal itu terjadi saat dirinya turun melakukan tatap muka di pasar-pasar.

"Mereka berani bertanya kepada saya, mana pak biru-birunya dan merah-merahnya (uang, red). Dalam benak masyarakat hal ini sudah biasa, namun ini yang perlu diedukasi masyarakatnya agar tidak lagi memilih karena politik uang, tapi karena kecintaannya terhadap sosok pemimpin yang mampu membangun Riau lebih baik lagi," ujar Edy Nasution.

Menurut Edy Nasution, politik uang merupakan awal kehancuran dan terjadinya korupsi. Hal ini yang harus diubah kepada masyarakat untuk mementingkan politik uang, tapi memilih menggunakan hati nurani.

"Kalau maju dalam pemilihan Gubernur da Wakil Gibernur Riau saja dzolim, bagaimana nanti memimpin Riau, pasti dzolim juga kepada masyarakatnya. Saya tegaskan kepada masyarakat, kalau nanti ada politik uang atau sembako dapat saya pastikan itu bukan dari paslon nomor 1. Kalau pun ada saa pastikan itu bukan dari kami. Kami juga instruksikan kepada seluruh koalisi bersatu dan relawan di daerah-daerah tidak melakukan politik uang dan memberikan sembako," tegas Edy Nasution. ***