PEKANBARU - Mantan Menteri Dalam Negeri, H Syarwan Hamid sangat yakin Syamsuar - Edy Nasution dapat membawa Riau ke arah kemajuan dalam artian lebih baik dari sekarang.

Tidak hanya itu, masih dikatakan H Syarwan Hamid, dengan bekal dan pengalaman kedua putra terbaik Riau itu, masyarakat Riau akan hidup sejahtera.

"Berbekal kemampuan dan pengalaman keduanya, saya yakin Syamsuar dan Edy Nasution dapat memenuhi janjinya membangun Riau kearah kemajuan. Sekaligus mensejahterakan masyarakat," kata Tokoh masyarakat Riau ini kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Masih dikatakan Syarwan Hamid, tujuh program kerja pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau nomor urut 1 ini sudah jelas untuk membangun Riau lebih baik.

Tujuh program kerja itu diantaranya:

1. Memperbanyak ketersediaan lapangan kerja bagi masyarakat Riau, khususnya bagi generasi pencari kerja dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan mengembangkan kewirausahaan.

2. Meningkatkan taraf hidup masyarakat yang menjamin ketersediaan kebutuhan bahan pokok dengan harga terjangkau.

3. Membangun pendidikan gratis dan berkualitas yang merata dengan memberlakukan wajib belajar 12 tahun. Sehingga anak-anak Riau akan menikmati pendidikan gratis hingga tingkat SMA/SMK. Juga memaksimalkan anggaran beasiswa pendidikan S1, S2 dan S3. Dan bantuan penelitian perguruan tinggi.

4. Memperbaiki seluruh fasilitas dan layanan kesehatan di seluruh Riau. Tidak boleh ada pasien yang ditolak rumah sakit mana pun dengan alasan keuangan.

5. Mempercepat pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang merata di seluruh Riau terutama Jalan Raya serta Jalan akses produksi pertanian dan perkebunan.

6. Menyelenggarakan pemerintahan yang bersih dan anti korupsi kolusi nepotisme (KKN) yang harus dimulai dari gubernur dan wakil gubernur diikuti seluruh aparatur Pemerintah hingga ke tingkat Kelurahan dan desa.

7. Membangun komunikasi yang baik dengan Pemkab dan Pemkot terutama dalam hal sinergitas, pengelolaan pemerintahan, percepatan pembangunan serta bantuan keuangan.

Bagi Syam, Jabatan Sarana Ibadah

Meniti karir dari nol sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), modal berharga bagi Syamsuar untuk memahami dunia pemerintahan 34 tahun di birokrat.

Pria kelahiran Desa jumlah kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir ini membuktikan kepiawaiannya dalam mengelola keuangan daerah.

Ini terbukti saat menjabat Bupati Siak sejak 2011 lalu, ratusan prestasi nasional dan internasional sudah diraih Pemkab Siak. Teristimewa adalah penghargaan terhadap laporan keuangan daerah dengan opini wajar tanpa pengecualian atau WTP yang diterimanya 7 kali berturut-turut setiap tahun dari BPK RI.

Suami Misnarni ini menceritakan Bagaimana sulitnya ekonomi orang tua dalam menghidupkan kedelapan anaknya di awal tahun 1960 an. Sementara Abahnya Wahi Abdullah (Alm) hanya petani yang menggarap kebun karet dan ladang padi tidak begitu luas miliknya.

"Bahkan, tak jarang Abah juga menjala ikan sebagai hasilnya dijual dan sisanya dibawa pulang untuk dimakan. Abah, orang tuanya keras dan disiplin," ujar Bapak tiga putra dan satu cucu ini.

Tamat SMA 1972, Syamsuar ikut tes Akademi Pemerintah Dalam Negeri (APDN) tapi dia gagal, lalu merantau ke Sawahlunto, Sumatera Barat menjadi buruh di sebuah perusahaan pertambangan.

"Tahun 1977 kembali dibuka tes APDN, tapi belum lulus juga. Barulah di tahun 1983 saya diterima sebagai salah seorang mahasiswa APDN. Tamat pendidikan 1987, saya ditugaskan di Pemkab Bengkalis sebagai staff di bagian umum. Dari sinilah karir saya sebagai PNS dimulai," jelasnya.

Beberapa tahun menjadi PNS Syamsuar melanjutkan kuliahnya di Universitas Sumatera Utara Medan jurusan fisipol. Tamat dari USU Syamsuar dipercaya menjabat Sekretaris Camat Siak dan beberapa tahun kemudian diangkat sebagai Camat Siak.

Tahun 1999 saat Siak dimekarkan dari kabupaten Bengkalis Syamsuar pun pindah tugas dan menjabat sebagai kepala Dispenda Siak. Ketika pemilihan bupati dan wakil bupati pertama tahun 2001 Syamsuar terpilih sebagai wakil bupati mendampingi H Arwin AS, tahun 2009 dipercaya menjadi Pj Bupati Kepulauan Meranti.

Di Pilkada Siak 2011, Syamsuar diberi amanah memimpin Negeri Istana berdampingan dengan Alfedri. Tahun 2015, dia kembali dipercaya untuk kedua kalinya memimpin Siak.

Berhasil memimpin Siak selama 7 tahun terakhir Syamsuar merasa terpanggil untuk memperbaiki pembangunan di Riau agar menjadi lebih baik.

Besarnya desakan dari warga, tokoh masyarakat, tokoh agama dan alim ulama akhirnya Syamsuar menyatakan diri ikut bertarung di pilgubri 27 juni 2018 nanti.

"Insya Allah kalau kita berusaha sungguh-sungguh dan terus berdoa setiap niat baik akan dikabulkan Allah SWT. Bagi saya jabatan merupakan sarana untuk ibadah dan beramal shaleh. Sebab semua ini akan kita pertanggungjawabkan di dunia dan di akhirat," kata Syamsuar. (Rls)