PEKANBARU - Dari empat pasangan calon (paslon) yang berlaga di Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) 2018 sekarang ini. Syamsuar dan Edy Nasution adalah yang terbaik dan memiliki rekam jejak yang begitu meyakinkan.

Hal itu disampaikan mantan Gubernur Riau, Wan Abu Bakar, Senin (18/6/2018). Menurut dirinya Syamsuar dan Edy Nasution adalah putra terbaik Riau, yang sanggup membawa perubahan dan membangun Riau lebih baik.

"Saya mendukung pasangan ini InsyaAllah kita menang," kata Wan Abu Bakar.

Edy Nasution merupakan figur baru dalam konstalasi politik di Riau, meskipun kiprahnya sebagai seorang prajurit TNI yang lebih 30 tahun mengabdikan diri selama ini cukup besar untuk Indonesia.

Jabatan terakhir pria kelahiran Bengkalis 29 Mei 1961 ini, bertugas sebagai Komandan Korem 031/Wirabima di Provinsi Riau dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI. Dalam karirnya di militer, Edy sebenarnya pensiun tahun 2019 dan masih bisa menyandang bintang tiga dipundaknya.

Edy Nasution adalah sosok pria disiplin yang agamis. Kedekatan beliau dengan ulama bukan baru-baru ini saja. Edy kecil dididik dengan kedisiplinan oleh orang tuanya dengan ilmu agama di Negeri Junjungan. Sehingga bekal ilmu agama itulah yang menjadi penuntun arah hidupnya.

Sejak masuk Akademi Militer dan tamat 1986, serta mengabdi ke tengah masyarakat, Edy dikenal sebagai figur militer agamis. Hampir disetiap kesempatan Edy didaulat masyarakat menjadi khatib Jumat, Idul Fitri, Idul Adha dan imam salat berjamaah.

Alhamdulillah, Edy yang dinilai sebagai orang baru didunia politik berhasil beradaptasi dengan suasana politik Riau. Edy merupakan satu-satunya Calon Wakil Gubernur Riau yang bukan politisi, namun oleh masyarakat Riau justru paling dikehendaki menjadi pemimpin Riau.

Ada 1 hal yang sering ditanyakan masyarakat tentang alasan dia memilih pensiun dini dari TNI, lalu maju menjadi orang nomor dua bukan orang nomor 1.

"Awalnya saat ditugaskan menjadi Danrem 031/Wirabima di Riau itu bagi saya sama dengan pulang kampung, setelah 30 tahun bertugas disejumlah daerah di Indonesia. Sementara di Riau sedang ada persiapan pemilihan Gubernur. Semua orang sedang membicarakan siapa-siapa tokoh Riau yang akan maju dalam Pilgubri 2018. Dari berbagai pertemuan dengan tokoh masyarakat dan keluarga besar saya pun disarankan untuk maju," ujar Edy Nasution.

Edy Nasution, saat itu belum mau maju. Namun, hampir dimana-mana dirinya disarankan dan diminta maju dalan Pilgubri 2018. Akhirnya, jenderal bintang satu ini menjawab semua pertanyaan dan saran yang dilontarkan kepada dirinya.

"Ini akan saya pertimbangkan, dengan catatan saya tidak mau dijodohkan dengan bakal calon Gubernur Riau manapun. Kedua, kasih saya waktu mempelajari nama-nama bakal calon Gubernur Riau yang akan maju," ungkap Edy Nasution.

Setelah proses berjalan, Edy Nasution akhirnya menjatuhkan pilihannya kepada Bupati Siak Syamsuar. Alasan dirinya memilih Syamsuar, selain sederhana dan agamis, serta beliau seorang birokrat yang meniti karir dari seorang pegawai honor.

"Prestasinya segudang untuk Riau, khususnya Kabupaten Siak, hingga terdengar sampai diseluruh Indonesia. Inilah, alasan saya kenapa memilih Syamsuar dan mau maju menjadi orang nomor dua. Karena dalam pendidikan militer setiap prajurit harus mampu menjadi orang nomor 1. Menjadi komandan disetiap kesatuan," ujar Edy Nasution.

Namun, setelah mengenal sosok Syamsuar lebih dekat, Edy Nasution berubah pikiran. Karena untuk nomor 1 atau nomor dua bukan menjadi suatu permasalahan bagi dirinya. Tetapi, bagaimana Syamsuar - Edy Nasution mampu membangun Riau lebih baik saat diberikan amanah oleh masyarakat memimpin Riau lima tahun kedepan.

"Saya kagum dengan kepemimpinan Syamsuar. Buktinya, selama dua periode kepemimpinan Syamsuar di Siak, saya melihat hubungan Bupati dan Wakil Bupati sangat solid. Sebagai prajurit TNI, hal itu menjadi tolak ukur tersendiri untuk menilai kualitas seorang pemimpin," jelas Edy Nasution. (RLS)