JAKARTA - Dalam sebuah Seminar bertema "Membangun Ghirah Politik Umat Islam Dalam Rangka Memperteguh Persatuan Nasional" di Universitas Paramadina, Sabtu (20/5/2017), Eep Saefulloh Fatah menyebutkan bahwa Posko pemenangan Ahok ada di Istana dan operatornya Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Kepala Intelejen Republik Indonesia dan Menkopolhukam sebagaimana yang dilansir dalam media portal online.

Maka pernyataan Eep Saefulloh Fatah yang disampaikan dalam sebuah forum ilmiah ini harus jadi perhatian khusus.

Karena apabila itu benar, maka Jokowi harus mengambil langkah-langkah tegas dengan membentuk tim pencari fakta.

Hal ini diungkapkan Wasekjen Partai Hanura, Sayed Junaidi kepada GoNews.co, Jumat (26/5/2017) di Jakarta.

"Tapi jika pernyataan Eep ini mengundang fitnah dan malah menyampaikan kebohongan kepada publik maka, sungguh sangat jelas memberikan informasi yang sesat tentang keterlibatan para pejabat publik dalam pemenangan Ahok," ujarnya.

Karena secara profesi kata dia, Eep sebagai seorang konsultan politik Anies-Sandi pun secara terang-terangan menuding Istana sebagai "King Maker" dan arahnya pun jelas kepada Jokowi.

"Kebebasan mengungkapkan pendapat di depan umum dilindungi oleh Undang-Undang akan tetapi memberikan informasi yang tidak benar dan tidak faktual sama halnya mengangkangi undang-undang," jelasnya.

Untuk itu, Sayed Junaidi Rizaldi yang juga Direktur Eksekutif 98 Institute mengingatkan, agar Eep segera meminta maaf kepada publik atas pernyataannya jika tidak benar.

"Apabila Eep tidak melakukan permintaan maaf dalam waktu 3x24 jam maka akan kami laporkan kepada aparatur penegak hukum untuk membuktikan pernyataan Eep dalam acara Seminar "Politik Dalam Islam: Membangun Ghirah Politik Umat Islam Dalam Rangka Memperteguh Persatuan Nasional di Universitas Paramadina, Sabtu (20/5/2017)," pungkasnya. ***