PEKANBARU, GORIAU.COM - Tak kunjung disetujuinya Upah Minimum Sektor Provinsi (UMSP) Migas Riau 2013 dalam rapat Bipartit, membuat buruh migas Riau meradang. Jika tak ada kejelasan, buruh mengancam akan melakukan aksi mogok.

Ketua Umum DPP Serikat Buruh Cahaya Indonesia (SBCI) Riau Adermi mengatakan, jika tidak ada kesepakatan dalam menetapkan besar UMSP ini maka bisa saja dilakukan aksi mogok kerja. Namun, hal ini sebutnya tidak bisa terjadi jika Apindo selaku perwakilan dari pengusaha untuk dapat memahami.

"Kita sebenarnya tidak ingin ada aksi mogok terjadi. Tetapi jika pihak Apindo yang mewakili pengusaha sektor Migas tetap bersikeras dengan keinginanya hanya menaikan UMSP Migas sebesar 8 persen atau naik jadi Rp1.652.400, maka buruh tidak bisa diterima. Jalan satu-satunya aksi mogok," katanya.

Terkait adanya wacana aksi mogok kerja ini, sambungnya, memang disampaikan ke Disnakertransduk Riau, BP Migas dan perusahaan bergerak di sektor migas, serta pihak terkait lainnya. Karena bagaimanapun, sebutnya pihak pengusaha semesti memahami untuk dapat meningkatkan kesejahteraan perekonomian buruh/pekerja.

Sedangkan Sekretaris APINDO Riau Ferry Akri mengatakan, pihaknya sudah melayangkan surat untuk diadakan pertemuan ke SKK Migas di Riau serta pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk penetapan besaran UMSP Migas seperti yang diusulkan SP/SB.

"Kita tunggu balasan dari SKK Migas, jika sudah ada pertemuan, mudah-mudahan UMSP cepat diselesaikan. Kita tunggu kesediaan SKK Migas,'' ujarnya. (rdi)