JAKARTA - Nuansa optimisme menyongsong pariwisata di tahun 2018 begitu terasa dalam jumpa pers akhir tahun Kementerian Pariwisata, Kamis (21/12) di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta. 

Di hadapan wartawan dari berbagai media massa dan stakeholder pariwisata, Menteri Pariwisata Arief Yahya memaparkan secara detail raihan dan juga strategi yang akan digarap guna memenangkan persaingan di tahun depan. 

Tidak sekadar ucapan. Semua dipaparkan jelas. Melalui angka-angka dan "jurus-jurus" program yang diakui industri sangatlah brilian. Semuanya di-create sebaik mungkin. Dengan memperhatikan berbagai keunggulan yang dimiliki Indonesia, serta ditunjang dengan balutan teknologi digital. 

Menpar Arief Yahya mengawali paparanya dengan menjelaskan kondisi Bali saat ini. Bali yang menyumbang 40 persen pasokan wisatawan mancanegara ke Indonesia. 

Menurutnya, kondisi Bali sejatinya dalam kondisi normal. Kecuali area 8 hingga 10 kilometer dari puncak Gunung Agung yang masih ditetapkan Awas. Hal tersebut sebelumnya secara jelas dipaparkan oleh Menkomar Luhut Panjaitan, usai melakukan rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait terkait Gunung Agung. 

"Saya sendiri sebelumnya mengatakan Bali waspada. Tapi sekarang saya cabut dan nyatakan Bali normal. Kecuali yang masuk dalam radius awas Gunung Agung 10 kilometer," ujar Menpar Arief Yahya. 

Dengan begini, ia berharap travel warning ataupun peringatan perjalanan yang dikeluarkan sejumlah negara bisa dicabut. 

Menpar mengakui, peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung membuat proyeksi target kunjungan wisman di tahun 2017 tidak tercapai. Dari target 15 juta wisman, diproyeksi hingga akhir tahun jumlah kunjungan hanya di angka 14 juta wisman. 

Walaupun dikatakanya, target di bulan September dan Oktober tercapai. Di bulan September dari target 9,9 juta wisman tercapai 10,4 juta atau 107 persen. Growth 25 persen. Begitu juga di bulan Oktober. Dari target 11,4 juta wisman, tercapai 11,6 juta wisman. 

"Kita tidak apa-apa kalah, tapi kita harus tahu kalau kita kalah. Yang bahaya adalah kalau kita kalah dan kita tidak tahu kalau kita kalah," ujarnya. 

Lalu bagaimana sebenarnya capaian pariwisata Indonesia di 2017? Bagaimana dibanding negara-negara pesaing seperti Malaysia atau Thailand? Strategi apa yang akan dijalankan Kemenpar di tahun depan? "Kita boleh berbangga," ujar Menpar. 

Sebab berdasarkan data, kunjungan wisatawan mancanegara hingga Oktober 2017 secara kumulatif jumlahnya mencapai 11.617.828 wisman. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 24 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2016 sebesar 9.403.614 wisman.

“Diproyeksikan hingga akhir Desember 2017 jumlah kunjungan wisman mencapai 14 juta wisman,” kata Menpar Arief Yahya.

Pertumbuhan sebesar 24 persen tersebut, ujar Menpar, membawa Indonesia berada di posisi 20 besar sebagai negara-negara dengan pertumbuhan pariwisata tertinggi. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibanding Malaysia yang tumbuh hanya 0,87 persen pada Januari-Mei 2017, Singapura yang hanya 3,38 persen pada Januari hingga Juli 2017.

Atau juga Thailand yang hanya tumbuh 6,69 persen pada Januari hingga Oktober 2017. Pertumbuhan pariwisata Indonesia hanya tipis dibawah Vietnam yang mencapai 25,2 persen pada Januari hingga November 2017.

Pertumbuhan pariwisata Indonesia itu bahkan jauh diatas pertumbuhan pariwisata regional ASEAN 7 persen dan pariwisata dunia 6,4 persen.

“Tentunya ini menguatkan keyakinan kita untuk meraih target pada 2018 sebesar 17 juta wisman,” kata  Arief Yahya.

Ia pun berharap kondisi Bali segera pulih mengingat Great Bali merupakan pencetak wisman terbesar. Kontribusinya terhadap pariwisata nasional sebesar 40 persen.

Tidak hanya pergerakan wisatawan mancanegara, pada pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) juga menunjukkan hasil yang positif. Secara kumulatif  pada Januari hingga Oktober 2017, tercatat sebanyak 252.569.465 pergerakan wisnus dengan pengeluaran sebesar Rp 230,91 triliun.

Angka tersebut lebih tinggi 14 persen dibandingkan target yang ditetapkan sebesar 221,5 juta wisnus. Pada November target wisnus sebesar 19,5 juta dan Desember 2017 sebesar 24 juta, sedangkan angka prognosa wisnus pada bulan sebelumnya antara 20 juta hingga 27 juta. "Tahun ini target 265 juta pergerakan wisnus optimistis akan terlampaui,” kata Arief Yahya.

Menurut Menpar yang menarik dari pergerakan wisnus adalah moda transportasi udara yang digunakan wisnus bertambah pada Oktober 2017  jumlah penumpang udara domestik sebanyak 7.523.100 orang, sehingga perkiraan realisasi wisnus yang menggunakan angkutan udara sebanyak 2.256.930 pergerakan.

Realisasi Investasi

Pertumbuhan pariwisata Indonesia yang mencapai 24 persen ini juga sejalan dengan pertumbuhan investasi di sektor pariwisata. Sebab hal ini membuka peluang bisnis yang besar bagi para investor, serta membuka lapangan kerja.

Menpar mencatat, investasi sektor pariwisata pada kurun waktu Januari hingga September 2017 terealisasi sebesar 1,396.40 juta dolar AS atau tumbuh 27.68 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.

“Hingga September kita sudah mencapai 79,8 persen dari target yang ditetapkan sebesar 1,75 miliar dolar AS,” kata Arief Yahya. 

Dari jumlah tersebut, investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) adalah yang terbesar. Yakni mencapai 1.094.65 juta dolar AS. Investor PMA datang dari sejumlah negara, dimana Singapura menjadi yang terbesar disusul Tiongkok dan Jepang.

Investasinya ada pada hotel berbintang, akomodasi jangka pendek lainnya, damn hotel melati. Dengan lokasi terbanyak di Bali, Kepulauan Riau, dan DKI Jakarta.

Sementara investasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 301.75 juta dolar AS. Meski jumlahnya lebih sedikit, namun investasinya lebih variatif. Selain di hotel berbintang, tapi juga pada usaha taman bertema (theme park) serta kegiatan hiburan dan rekreasi. Lokasinya pun terbanyak di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Di tahun 2018, target investasi pariwisata meningkat menjadi 2 miliar dolar AS.

“Investasi menjadi salah satu program prioritas yang dijalankan pemerintah sehingga  Presiden Jokowi selalu mengingatkan agar investasi yang masuk ke Indonesia dapat merangkul semua sektor, termasuk pariwisata,” kata Menpar.

Transformasi Pariwisata Digital

Guna mencapai target 17 juta wisatawan mancanegara di tahun 2018 mendatang, Kementerian Pariwisata telah menetapkan berbagai langkah dan persiapan. Branding Wonderful Indonesia yang telah melesat jauh akan dikonversi ke dalam upaya-upaya pemasaran pariwisata.

Salah satu kunci utama adalah dengan pemanfaatan digital. Perubahan gaya hidup yang semakin go digital membuat komunikasi lebih bersifat personal, mobile, dan interaktif. Sekitar 70 persen pencarian dan sharing data menggunakan cara digital.

Media digital bahkan dinilai empat kali lebih efektif dalam menyampaikan pesan daripada media konvesional.

Revolusi digital tidak bisa dihindari. Secara alamiah akan mengubah dunia dan menciptakan model bisnis baru. Adapun tiga revolusi dalam bidang bisnis yang terpengaruh oleh perubahan gaya hidup digital antara lain komunikasi, transportasi, dan pariwisata.

“Para pelaku industri yang menggunakan cara konvensional akan sulit bersaing dengan mereka yang menggunakan platform digital,” kata Menpar Arief Yahya.

UNWTO pun dalam penelitiannya mengenai aktivitas wisatawan, diketahui sekitar 82 persen wisatawan lebih suka mencari langsung informasi mengenai suatu destinasi wisata menggunakan platform digital.

Sisanya 53 persen wisatawan menggunakan platform digital untuk mencari akomodasi, 47 persen untuk mengetahui transportasi di destinasi wisata, 36 persen digunakan untuk mengetahui rekomendasi restoran/ tempat makan, dan 40 persen menggunakan untuk mencari aktivitas wisata yang dilakukan di destinasi.

Untuk menghadapi tantangan ini,  industri perhotelan melalui PHRI meluncurkan produk digital baru dengan nama bookingina.com.

“Platform ini mengumpulkan berbagai hotel dan restoran yang tergabung di bawah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk sama-sama menjual dan menerapkan sharing economy,” kata Menpar Arief Yahya.

Selain itu, dengan melibatkan seluruh stakeholder pariwisata, Kemenpar juga telah menyiapkan Visit Wonderful Indonesia (VIWI) 2018. Yakni sebuah program yang menawarkan paket-paket wisata dengan pandekatan-pendekatan yang tidak biasa. 

Diantaranya paket hot deal dan juga calendar of event. Serta tidak ketinggalan destinasi digital. Semuanya akan dipasarkan dengan platform digital melalui indonesia.travel.com serta bookingina.com.

Apa sih menariknya ketiga program itu? Paket calendar of event misalnya. Yakni dimana industri menyiapkan paket-paet wisata dengan menempatkan event-event yang didukung Kemenpar di sejumlah daerah tanah air sebagai jualan utamanya. Yakni berupa paket bundling dengan komponen tiket.

Eventnya sendiri beragam. Banyak pilihan. Semuanya telah dikurasi dengan baik oleh Kemenpar. Standarnya global.

Dari 100 event tersebut terbagi menurut kontennya terdiri atas; 13 sport competitions, 43 culture celebration, 21 art and entertainment, 4 business and trade, 2 educational and scientific, dan 6 political and state.

“Dari 100 event ini kita memiliki event unggulan sebagai multi event yaitu; Asian Games di Jakarta dan Palembang pada Agustus 2018 dan Annual Meeting IMF-WB pada Oktober 2018 di Bali,” kata Arief Yahya.

Untuk Asian Games saja, yang diprediksi bakal dihadiri puluhan ribu atlet, official, dan suporter dari 45 negara, telah disiapkan  75 paket wisata  saat pre-on-post event ke sejumlah destinasi utama antara lain Palembang, Banten, Bandung,  Bali, dan Lombok.

Begitu pula dalam menyambut event pertemuan IMF-World Bank atau Annual Meeting IMF World Bank yang akan dihadiri 15.000 delegasi dari 189 negara anggota yang terdiri dari para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral.

“Para tamu IMF-World Bank ini sebagai endoser yang kuat dan merupakan momentum  besar untuk mempromosikan Bali,  Bali and Beyond, dan Wonderful Indonesia,” kata Arief Yahya.

Untuk ajang IMF-World Bank sendiri telah disiapkan  60 paket wisata untuk mempromosikan destinasi Bali dan enam destinasi sebagai beyond yakni; Lombok, Komodo, Yogyakarta, Tana Toraja, Danau Toba dan Banyuwangi. Paket wisata ini dilaksanakan saat pre, on, dan post event.

Selain itu, ada sekitar 248 paket hot deals  (more for less) yang siap dijual oleh industri pariwisata. Sebelumnya program ini sukses besar saat diterapkan di Batam dan Bintan dengan melibatkan industri pariwisata dan kapal ferry di Batam. Wisman cross border dari Singapura dan Malaysia pun meningkat tajam.

Dan yang terakhir paket destinasi digital. Inilah paket wisata yang diciptakan dengan melihat gaya hidup masyarakat yang 70 persen aktif di dunia digital. Destinasi pariwisatanya dibentuk semenarik dan sekreatif mungkin yang dapat menciptakan ketertarikan saat dipasarkan melalui digital. Atau dengan bahasa mudahnya, tempatnya instagrammable.

Sehingga, wisatawan yang aktif di dunia maya dapat mengunggah foto yang menarik di media sosial sehingga mendapatkan banyak likes, komen, repost, share, dan interaksi positif.

Adapun beberapa destinasi digital yang ditawarkan di antara Pasar Pancingan – Lombok, Pasar Mangrove – Batam, Kepulauan Riau, Pasar Karetan – Kendal, Semarang, Pasar Siti Nurbaya – Padang, Pasar Tahura – Lampung, Pasar Kaki Langit – Yogyakarta, dan Pasar Baba Boen Tjit Palembang.

Secara keseluruhan Menpar menjelaskan, VIWI 2018 menyiapkan atraksi di 18 destinasi unggulan;  di Sumatera (Medan/Danau Toba, Batam, Belitung, Padang, dan Pelembang); Pulau Jawa (Jakarta, Bandung, Borobudur/Yogyakarta,Solo, Subaya-Bromo-Tengger, dan Banyuwangi); Kalimantan (Balikpapan); Bali;  Nusa Tenggara Barat (Lombok); Sulawesi (Makassar/Wakatobi dan Manado);  dan Papua Barat (Raja Ampat). 

Atraksi di 18 destinasi tersebut bisa berupa festival, golf, belanja di mall, dan spa.  Selain itu menyiapkan amenitas di destinasi berupa akomodasi, restoran, dan angkutan wisata, sedangkan aksesibilitas berupa transportasi udara, laut, dan darat yang disesuaikan asal dari wisman (origin).

“Fokus pasar dalam program VIWI 2018 adalah ASEAN, Tiongkok, Jepang, Korea, Australia, Eropa,Timur Tengah, dan Asia Selatan  terurtama India dan sitarnya,” kata Arief Yahya. ***