JAKARTA - Beragam musik Suluk Walisongo Gabahan, Lamkwan Boen Hian Tong, Barongsai dan Naga Elang Terbang dari Timur (ETdT), Rebana SD Negeri Miroto, Damar and Friend’s, dan BeatBox Community Semarang akan turut memeriahkan Seni Multikultural: Panggung Kampung Gabahan pada besok (Jumat, 28/10) malam di Klenteng See Hoo Kiong Gabahan, Jalan Sebandaran 1 No. 32, Kota Semarang.

Selain itu juga bakal ada pembacaan puisi oleh para sastrawan di antaranya Basa Basuki, Tri Budiyanto, Lukni An Nairi, Goenoeng Percussion, Cnythia Suwarti, Dewi Es Cao, dan Indri Yuswandari. Sebagai penutup akan ada orasi kebangsaan dan kebudayaan Gus Nuri Arifin dari Pondok Soko Tunggal, Romo Roni Nurharyanto, dan Yongki Tio.

Ketua Germo, Basa Basuki menjelaskan bahwa seni multikultural yang disajikan dalam rangka menanamkan pentingnya kebersamaan, persatuan, dan perbedaan. Melalui spirit kesenian berusaha untuk menumbuhkan pemahaman saling menghargai, serta berupaya melestarikan kearifan lokal dan beragam keunikan yang ada di kampung.

"Kampung Gabahan merupakan kampung bersejarah yang pernah menjadi pusat pemerintahan pada tahun 1659. Namun seiring perkembangan dan tekanan pembangunan, banyak kampung yang hilang yang akhirnya memunculkan permasalahan baru seperti kemiskinan dan pemukiman kumuh di tengah kota," lanjutnya seperti rilis yang diterima redaksi GoNews.co, Kamis (27/10/2016) siang.

Basa menambahkan, Germo berusaha untuk turut andil dalam menyikapi permasalahan tersebut, salah satunya melalui seni multikultural dan memberikan semangat kepemudaan. Terlebih acara ini bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh tiap tanggal 28 Oktober.

Hadir dalam seni multikultural ini dari elemen lintas agama, budayawan, musik, sastra maupun kesenian lainnya. ***