PEKANBARU - Mungkin tidak banyak yang tahu kalau Zaini Kunin pernah menjual mobil sedannya untuk membayar honor dosen Fakultas Hukum UIR dimasa universitas tertua di Riau itu dalam kondisi sulit keuangan. Fakta tersebut diungkap Ellyar Chaidir dan Muchtar Samad pada Seminar Zaini Kunin Memorial 'Jejak dan Perjuangan' yang berlangsung di Gedung Rektorat Universitas Islam Riau Kampus Perhentian Marpoyan Pekanbaru, Sabtu siang (30/12/2017).

Seminar yang dibuka Rektor Syafrinaldi itu menampilkan tiga nara sumber yakni Tengku Dahril (mantan Rektor UIR), Ellydar Chaidir (Guru Besar dan Staf Pengajar FH UIR), dan Mukni (Ketua Dewan Pembina YLPI) dengan moderator Budayawan Fachrunnas MA Jabbar.

Menurut Muchtar Samad, dirinya bersama Zaini Kunin sama-sama menjadi pegawai pada Jawatan Agama (Kementerian Agama) Provinsi Riau. Sejak mendirikan YLPI tahun 1957, Zaini Kunin yang akrab dipanggil Buya itu lebih banyak terlibat dalam pengurusan yayasan sampai akhirnya, almarhum pensiun dini sebagai pegawai Jawatan Agama. ''Saya juga beliau minta membantu mengajar di Fakultas Ushuluddin,'' kata Muchtar Samad.

Saat itu, lanjut mantan Kakanwil Departemen Agama Riau ini, merupakan masa-masa sulit bagi UIR. Sampai-sampai Buya menjual mobil sedannya untuk membayar honor dosen. ''Satu kali ketika bertemu di kampus ini saya tanya ke Buya. Pak mana mobil sedan bapak? Beliau menjawab, mobil sudah saya jual untuk membayar honor dosen Fakultas Hukum. Kalau honor tidak dibayar mereka tidak mau mengajar. Kalian kan di Ushuluddin tak masalah kalau honor belum dibayar,'' kata Muchtar Samad penuh haru.

Peserta seminar yang mendengar kisah pilu Muchtar Samad itu terdiam. Sambil melihat ke arah Muchtar Samad mereka seakan ingin tahu apalagi peristiwa penting yang akan disampaikan Muchtar. Muchtar melanjutkan, Zaini Kunin bukan hanya tokoh Riau akan tetapi ia juga tokoh nasional. Itu dibuktikan, beliau pernah mendapat penghargaan dari Menteri Agama karena jasa dan pengabdiannya yang besar di bidang pendidikan. Penghargaan tersebut dia terima dengan uraian air mata. ''Saya saksinya karena waktu itu saya menjabat Kakanwil Depag Riau,'' tambah Muchtar Samad.

Di mata Ellydar Chaidir, Zaini Kunin adalah sosok yang tak pernah lepas dari dunia pendidikan terutama pendidikan Islam. Sejak remaja, urai guru besar itu, Zaini boleh disebut aktivis sejati. Seorang pekerja keras dan pemikir cerdas. Sejak muda belia, ia menjalankan tiga kegiatan sekaligus yakni sebagai pegawai pemerintah, aktivis partai dan juga seorang organisatoris. Berbagai macam karya, pengabdian, loyalitas dan dedikasi telah ia berikan dan curahkan untuk bangsa dan negara.

Zaini juga seorang yang inspiratif. Bila ditelaah dari napak tilas perjuangannya, sudah sangat banyak yang diberikan almarhum untuk generasi kita sekarang. Ditegaskannya, sebagai generasi penerus hendaknya kita dapat mengambil pelajaran dari sosok Zaini Kunin. ''Beliau orang yang sangat amanah mengemban pekerjaan, dan ikhlas. Juga jujur. Mungkin itu pula yang membuat Zaini disegani oleh siapapun,'' tegas Elly, anak dari Chadijah Ali yang menjadi sejawat Zaini Kunin.

Dari Jejak dan Perjuangan Zaini Kunin itu yang kemudian berdiri UIR. Serta lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya dibawah YLPI Riau. UIR memiliki 9 fakultas, satu pasca sarjana dan 42 program studi, 27 ribu mahasiswa dan telah menamatkan lebih dari 49 ribu alumni. ***