PEKANBARU - Ribuan mahasiswa Universitas Islam Riau membanjiri ceramah siang Ustadz Abdul Somad (UAS) di Masjid Al Munawwarah Kampus UIR Pekanbaru, Senin siang (15/10/2018).

UAS tiba di Masjid Al Munawwarah sebelum ba'da zuhur. Menggunakan batik Melayu warna kehitaman panjang , UAS langsung disambut Rektor UIR Prof. Dr. H. Syafrinaldi, Ketua Umum YLPI Riau, Dr. Nurman, Ketua Dewan Pembina Drs. H. Mukni, Wakil Rektor I Dr. H. Syafhendry, Wakil Rektor II Ir. H. Asrol dan ribuan mahasiswa yang sejak siang telah memadati bagian dalam dan luar masjid.

Tablig Akbar bertajuk, 'Membentengi Umat dari Perilaku yang Menyimpang (Riba, Zina, LGBT dan Narkoba) Mencegah Datangnya Azab Allah Swt' diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Islam Kampus UIR dibawah Pimpinan Dr. Zulhelmy dan Anton Afrizal Chandra, SAg., M.Si.

Dihadapan ribuan mahasiswa yang memadati lantai dasar dan lantai atas, juga bagian luar kiri dan kanan masjid, Rektor UIR Prof. Syafrinaldi menyebutkan, sudah dua tahun UIR ingin mendatangkan UAS untuk memberi tausiah kepada civitas akademika UIR. Alhamdulillah, siang ini keinginan itu tercapai. UAS, kata Rektor, bukan lagi menjadi milik UIR dan juga tidak kepunyaan orang Riau. Tapi sudah Indonesia bahkan dunia. Jadwal ceramahnya yang padat di berbagai provinsi serta luar negeri, membuat kita harus bersabar mendapat giliran mendengarkan tausiah-tausiah UAS yang berbobot dan sarat makna keilmuan.

''Kita doakan UAS sehat dan selalu mendapat perlindungan Allah Swt dalam menjalankan kegiatan dakwah,'' kata Rektor yang disambut pekik Allahu Akbar oleh ribuan mahasiswa dan jemaah luar yang sengaja datang ke kampus UIR.

Dalam ceramahnya selama 60 menit lebih ditambah 30 menit tanya jawab, UAS terlihat happy berada di tengah mahasiswa. Ia mengupas banyak hal mulai dari bencana alam dan gempa bumi yang sudah ada sebelum manusia ada sampai ke soal Israil yang kini menjajah Palestina. Lelucon kontemporernya yang segar dan berisi membuat suasana pengajian tak terasa cepat berlalu.

Menjawab pertanyaan mahasiswa, mengapa Allah tidak menghabisi Israil yang menjajah Palestina seperti Ia membinakan kaum yang sudah-sudah? UAS dengan tangkas dan cerdas menjawab. Katanya, pertanyaan serupa pernah ia tanyakan kepada Syekh Abdul Sattar yang belajar di Mekkah. Abdul Sattar punya guru namanya Abdul Karim al Makdis. Di depan Abdul Karim, Syekh Abdul Sattar menangis menceritakan kisah di tanah kelahirannya Palestina yang dijajah Israil. Syekh Abdul Sattar bercerita tentang kekejaman tentara Israil. Mereka mengumpulkan lelaki dan wanita. Lalu setelah keduanya dipisah, kaum wanita ditusuk satu persatu dengan pisau dan boyonet. Dirobek-robek hatinya.

Kata UAS, dengan linangan air mata ia pernah menyampaikan pertanyaan ini kepada Syekh Muhammad Jibril yang menjadi gurunya di Al Azhar waktu  kuliah. ''Kaum Ad musnah,  kaum Samud mati dan hancur tapi kenapa Israil dibiarkan hidup, tidak dibinasakan Allah,'' UAS bertanya dengan retorika suara keras berapi-api kepada mahasiswa.

Ucap UAS mengutip jawaban Syekh Muhammad Jibril, kalau Israil dibinasakan Allah, kamu mau masuk surga pakai apa? Kalau kalian menjadi anggota DPR atau kalau  nanti berkesempatan duduk di pemerintahan, kalian punya peluang membantu Palestina. ''Saya tidak menyuruh mahasiswa UIR berjuang berangkat ke Palestina, tidak... tidak,'' ujar Abdul Somad. Apalah artinya mahasiswa UIR berjihad ke Palestina kalau pada akhirnya sampai di sana pingsan karena tak makan tiga hari.

UAS mengajak mahasiswa membentengi diri. Jauh dari perilaku yang menyimpang, dan berbuat terbaik untuk umat. (rls)