PEKANBARU - Ledakan jumlah penduduk Indonesia khususnya Riau yang tak terbendung, mengakibatkan banyak sekolah tidak mampu menampung siswa baru. Karena itu, perlu penambahan jumlah sekolah baru sambil menunggu pembatasan angka kelahiran.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy berjanji akan memperjuangkan penambahangedung sekolah SMA negeri dan menambah ruang kelas dibeberapa sekolah yang kapasitasnya masih kurang.

"Karena SMA itu sudah menjadi tanggung jawab kami didewan, saya mau membangun gedung sekolah negeri baru. Misalnya sekarang SMAN ada 16, kita tambah lagi dengan SMAN 17,18,19, dan 20. Sebanyak- banyaknya sesuai kebutuhan," paparnya kepada GoRiau.com, Jumat, (13/7/2018).

"Selain itu, kita juga akan menambah unit ruang kelas baru di sekolah - sekolah yang kapasitas daya tampungnya belum sesuai dengan jumlah siswa. Nah ini akan kita upayakan secepatnya," tambahnya.

Sementara itu menanggapi sistem zonasi penerimaan siswa baru, Noviwaldy menilai keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini, sebenarnya memiliki tujuan yang baik dan sangat membantu para siswa. Hanya saja, diawal - awal penerapan, tentu ada beberapa kendala yang harus dievalusi dan diperbaiki.

"Pola zonasi ini tujuannya bagus, memberikan kesempatan kepada para siswa agar mendapatkan pendidikan yang merata dan dekat dengan tempat tinggalnya. Kan kasihan kalau ada siswa yang tinggal di Cipta Karya, Panam, tetapi harus sekolah di Rumbai karena tidak diterima oleh sekolah disekitar tempat tinggalnya," jelasnya.

Akan tetapi, terkait permasalahan yang mengancam siswa - siswa lulusan SMP ditahun 2018 ini, yang kemungkinan tidak bisa melanjutkan ke SMA, karena sekolah negeri telah penuh, sementara swasta terlalu mahal, Noviwaldy pun 'angkat tangan'.

"Solusi untuk sekarang, gimana ya? Nothing We Can do, semua sekolah sudah penuh. Bahkan ada sekolah yang berupaya minta izin agar labornya disulap jadi kelas, inikan tidak baik juga," ujarnya. ***