SIAK - Ribuan santri se-Kabupaten Siak tumpah ruah di lapangan Tugu, tepatnya di depan Istana Siak, Minggu (22/10/2017) pagi tadi. Dengan rasa bangga dan bahagia, Bupati Siak, Syamsuar memaparkan sejarah keberadaan pesantren di masa kepimpinan Sultan Syarif Kasim II.

Dikatakan pemimpin negeri Istana ini, sekitar tahun 1917, berdiri sebuah pesantren yang dulunya disebut madrasah pertama yang diberi nama Taufiqiyah El Hasyimiah. Madrasah ini didirikan oleh Baginda Sultan Syarif Kasim II untuk tingkatan Ibtidayah dan Sanawiyah.

"Para ustad pengajar didatangkan Sultan dari alumni Universitas Al Azhar Kairo, Singapura, serta Padang Panjang. Madrasah yang juga ditujukan untuk menampung murid Hollandshe Inlansche School (HIS) dan Volkschool yang bersekolah di pagi hari ini," kata Syamsuar pagi tadi.

Selanjutnya, ada juga Madrasahtun Nisa yang dibangun oleh Baginda Permaisuri Tengku Mahratu pada tahun 1929. Beliau ialah Permaisuri dari Sultan Syarif Kasim II. Madrasah ini diperuntukkan bagi kaum perempuan dari seluruh lapisan sosial, baik masyarakat awam maupun lingkungan istana.

Tidak hanya membangun madrasah, Permaisuri juga menyediakan Asrama Limas untuk siswi madrasah yang berasal dari luar kota Siak. Mereka dididik dengan pengetahuan agama, sopan santun, serta adat istiadat kerajaan.

Beberapa tahun sebelumnya, tepatnya tahun 1926, Baginda Permaisuri pertama Tengku Agung Sultanah Latifah juga mendirikan Latifah School, yang mengajarkan kaum perempuan berbagai keterampilan khusus yang dipadupadankan dengan pengetahuan umum, dan pengetahuan Islam, sejarah, serta bahasa Arab.

"Perjuangan baginda Sultan Syarif Kasim II dan Permasuri inilah yang selayaknya menjadi semangat bagi kita, untuk meneruskan cita-cita perjuangan mereka. Alhamdulillah saat ini, banyak pesantren telah berdiri di Kabupaten Siak," kata Ayah yang memiliki 3 orang putra ini.

Menurut Bupati yang peduli dengan pendidikan ini, harapan adanya 1 pesantren di setiap Kecamatan di Siak ini sudah tercapai. Bahkan Pemkab Siak juga sudah membuat perda wajib PDTA, dan pendirian rumah-rumah tahfidz, serta lembaga pendidikan formal Islam terkemuka di Kabupaten Siak.

"Selain ingin melanjutkan apa yang pernah dicita-citakan Sultan, kita juga terus berusaha memberantas buta aksara Al-Quran di tengah generasi muda kita," ujar Bupati sembari melanjutkan memberi pertanyaan untuk santri dengan hadiah 3 unit handphone Android. ***