PANGKALANKERINCI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan tengah menyiapkan solusi pembangunan kota yang terangkum dalam konsep kota masa depan bernama Smart City (Kota Pintar). Berbagai persiapan dan langkah maju telah dilakukan Pelalawan.

Smart city adalah sebagai jawaban atas munculnya berbagai keinginan masyarakat untuk mewujudkan sebuah kota atau daerah yang layak huni, mengimbangi pertumbuhan penduduk yang begitu cepat.

Smart city adalah sebuah konsep kota cerdas atau pintar yang membantu masyarakat di dalamnya dengan mengelola sumber daya yang ada secara efisien dan memberikan informasi tepat kepada masyarakat atau lembaga dalam melakukan kegiatannya.

Smart city cenderung lebih mengintegrasikan kepada informasi di dalam kehidupan masyarakat dan telah menjadi landmark dalam perencanaan suatu kota.

Smart city didefinisikan juga sebagai kota yang mampu menggunakan sumber daya manusia (SDM), modal sosial dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, kualitas kehidupan yang tinggi dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat.

Smart city merupakan hasil dari pengembangan pengetahuan yang intensif dan strategi kreatif dalam peningkatan kualitas sosial-ekonomi, ekologi, daya kompetitif kota.

Kemunculan smart city merupakan hasil dari gabungan modal sumberdaya manusia atau angkatan kerja terdidik, modal infrastruktur berupa komunikasi berteknologi tinggi, modal sosial berupa jaringan komunitas yang terbuka dan modal entrepreuneurial berupa aktifitas bisnis kreatif.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/20082017/pela2jpg-6176.jpgBupati Pelalawan, HM Harris menerima penghargaan anugerah Budi Praja yang diserahkan Menteri Ristekdikti, Prof H M Nasir Ph.D.Ak di Makasar.

Pemerintahan yang kuat dan dapat dipercaya disertai dengan orang-orang yang kreatif dan berpikiran terbuka akan meningkatkan produktifitas lokal dan mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Bisa disimpulkan, kalau smart city adalah sebuah kota pintar yang membantu masyarakat disuatu kota untuk bisa mengelola apa yang ada disekitarnya dengan sebaik mungkin dan membantu masyarakat untuk hidup lebih baik dan nyaman.

Smart city diidentifikasikan pada enam sumbu utamanya, yaitu Smart Goverment (pemerintahan pintar), Smart Economy (ekonomi pintar), Smart Live (hidup pintar), Smart Living (lingkungan pintar), Smart People (orang atau masyarakat pintar), Smart Mobility (mobilitas pintar).

Pemerintah Kabupaten Pelalawan serius menggesa dan menjalankan program gerakan menuju 100 Smart City setelah ditetapkan di Kota Makasar, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 22 Mei 2017 lalu.

Bupati Pelalawan, HM Harris mengatakan bahwa langkah yang sudah dilakukan Pemkab diantaranya adalah pengukuhan serta penunjukan dewan dan tim pelaksana Smart City oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Tengku Mukhlis, beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Republik Indonesia (BPPT RI) juga sudah melakukan bimbingan teknis (Bimtek) atau pendampingan selama dua hari di Pangkalan Kerinci.

Melalui bimtek tersebut, disusun master plan smart city dengan mensinkronisasikan Program Pelalawan Sehat dari Dinas Kesehatan (Diskes) dan Egovernment dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTST) menjadi quick Win Kabupaten Pelalawan yang berbasis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) menuju Pelalawan Smart City.

Masih di bulan Agustus tahun ini, tim pendamping dari Kemenkominfo dan BPPT RI akan melakukan bimbingan teknis kelanjutan dari bimbingan teknis sebelumnya.

"Tim sudah membuat perencanaan dan memasukkan di Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dalam jangka waktu sepuluh tahun," ungkap Bupati Harris.

Tindak lanjut dari gerakan menuju 100 Smart City di Kabupaten Pelalawan adalah penyusunan master plan dan pendampingan guna menindaklanjuti kesiapan daerah dalam mengimplementasikan program Kota Pintar. Pendampingan diberikan oleh Kemenkominfo RI dan BPPT RI.

Bimbingan teknis merupakan rangkaian tindak lanjut atas memorandum of understanding atau (MoU) gerakan menuju 100 Smart City Kabupaten Pelalawan yang ditandangani oleh Bupati Pelalawan, HM Harris pada tanggal 22 Mei 2017 di Kota Makasar.

Penetapannya Kabupaten Pelalawan masuk dalam program ini telah melalui assesment dengan metode wawancara yang terdiri dari akademisi, pemerintahan dan praktisi TI yang terdiri dari 20 assesor.

Disamping itu, juga bentuk dari keseriusan pemerintah aerah guna mendukung dan mewujudkan smart city di Kabupaten Pelalawan.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/20082017/pela3jpg-6175.jpgBupati Pelalawan, HM Harris terima anugerah penghargaan Lencana Melati diserahkan oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Dr Adhyaksa Dault.

Bupati Harris menandatangani Surat Keputusan (SK) Dewan Smart City, Sekretariat Smart City serta Tim Pelaksana Smart City Kabupaten Pelalawan, serta master plan pengembangan kawasan smart city itu sendiri.

Tujuan dari konsep smart city adalah untuk mengatasi berbagai karakteristik inovasi ekosistem oleh semua gagasan smart city. Diantaranya menjadikan kota hijau, saling berhubungan, terpadu untuk semua lapisan dan bentuk kota.

Perencanan smart city menggunakan model referensi untuk menentukan konsep tata letak kota yang cerdas dan berkarakter.

Smart city ini pada intinya memiliki enam dimensi yaitu ekonomi yang cerdas, mobilitas cerdas, lingkungan pintar, orangnya cerdas, cerdas dalam hidup dan akhirnya pemerintahan yang cerdas.

Konseptual smart city dapat digunakan juga untuk evaluasi kemampuan inovatif perencanaan kota. Selain itu model ini juga dapat untuk sinkronisasi dan pengoptimalan kota investasi dalam ekonomi dan broadband.

Tujuan utama dari pembangunan sebuah 'Kota Pintar' adalah bagaimana kita melestarikan lingkungan, meningkatkan daya saing ekonomi dan membangun masyarakat yang madani.

Institut Investasi Indonesia (3i), Federasi Pembangunan Perkotaan Indonesia (FePPI), Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) berkepentingan memulai kampanye pembangunan perkotaan di Indonesia agar menjadi lebih cerdas dan lebih sukses, sebuah 'Kota Pintar' yang mampu mendukung masyarakatnya untuk hidup makmur, adil dan sejahtera.

Perspektif teknologi-sentris saja tidak akan membuat sebuah kota menjadi lebih pintar, modern, berkelanjutan dan menarik.

Tantangan integrasi melibatkan lebih dari sekedar teknologi, tetapi juga mencakup seluruh paket layanan kota, termasuk pengelolaan sumber daya alam, transportasi, perkantoran dan perumahan, kesehatan, pengelolaan sampah, pendidikan, kebudayaan, pariwisata dan pelayanan masyarakat.

Dengan kata lain, kebutuhan untuk mengintegrasikan semua perangkat kota meluas ke segala bidang yang akhirnya membuat sebuah kota layak untuk dihuni. Ini termasuk struktur organisasi pelayanan masyarakat, perencanaan pembangunan kota dan pengelolaannya.

Salah satu ciri terpenting dari sebuah kota pintar adalah adanya landasan yang sama dan dapat diukur, yang tidak berdasarkan kepemilikan tetapi harus dapat saling terkoneksi.

Infrastruktur ini memanfaatkan teknologi tinggi dan arsitektur yang terintegrasi sehingga dapat dengan mudah dibangun dan dipelihara pada seluruh domain pelayanan perkotaan.

Ini adalah pondasi dari seluruh pelayanan perkotaan dalam satu kesatuan sistem pintar yang saling terintegrasi, sehingga dapat berinteraksi secara efektif melalui sebuah pusat kontrol.

Atas prestasi inovasi yang menghasilkan nilai tambah baik dalam bentuk komersial, ekonomi maupun sosial budaya, Bupati Pelalawan, HM Harris menerima penghargaan anugerah Budhi Praja dalam rangkaian puncak acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke 22 tahun 2017 bertempat di Menara Phinisi Universitas Negeri Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis (10/8/2017).

Anugerah Budhi Praja diserahkan langsung oleh Menteri Ristekdikti Prof H M Nasir PhD Ak yang sebelumnya acara dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Bupati Pelalawan satu-satunya Kepala Daerah dari Kabupaten dan Kota se Provinsi Riau penerima anugerah, dimana Kabupaten Pelalawan masuk dalam peringkat kedua di bawah Kabupaten Sragen yang berada di peringkat pertama dan mengungguli Kota Malang diperingkat ketiga.

Disampaikan Kepala Bappeda M Syahrul Syarif, anugerah penghargaan Budhi Praja diberikan kepada pemerintah kabupaten dan kota atas prestasi inovasi yang menghasilkan nilai tambah baik dalam bentuk komersial, ekonomi maupun sosial budaya.

Penerimanya diantaranya Kabupaten Pelalawan, Kota Cimahi, Kota Magelang, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sragen. Syahrul menambahkan, a‎da tiga hal yang dinilai sebelum diberikannya penghargaan Budhi Praja ini, yaitu perencanaan, implementasi dan hasil yang telah diperoleh.

"Pemkab Pelalawan senantiasa melakukan inovasi dalam mencapai target Pelalawan Emas dan Indonesia Emas, salah satunya peningkatan teknologi di seluruh Sistem yang ada seperti Pelalawan menuju Smart City maupun pembangunan kawasan Tekhno Park sebagai Kawasan Industri Berbasis Teknologi," paparnya.‎Penghargaan diberikan atas kesungguhan Kabupaten Pelalawan dalam mengembangkan budaya inovasi, pembangunan infrastruktur serta suprastruktur teknologi inovasi, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah dalam mengadopsi dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.

"Anugerah ini menjadi motivasi bagi Pemda dan masyarakat Pelalawan untuk terus menggiatkan pengembangan inovasi dan teknologi di daerah yang diharapkan dapat memberikan dampak bagi peningkatan ekonomi masyarakat," tandas Syahrul.

Terkait anugerah tersebut, Bupati Harris menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPPT yang telah mendampingi Pemkab Pelalawan.

Bupati dua periode ini juga menyampaikan bahwa penerimaan anugerah ini menjadi motivasi bagi Pemerintah Daerah dan Masyarakat Pelalawan untuk terus menggiatkan pengembangan inovasi dan teknologi di daerah yang diharapkan memberikan dampak bagi peningkatan ekonomi daerah.

Bupati Pelalawan mengucapkan terima kasih kepada stakeholder yang telah bersama mewujudkan visi pembangunan di Pelalawan melalui pendekatan penguatan sistem inovasi.

Selain anugerah Budhi Praja, juga ada anugerah Budhi Pura diberikan kepada pemerintah provinsi atas prestasi dalam pembinaan kabupaten dan kota.

Anugerah Budhi Pura diterima oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai Peringkat I, Provinsi Sumatera Selatan sebagai Peringkat II dan Pemerintah Provinsi Riau sebagai Peringkat III. ***