JAKARTA - Jaka Juliadi (10), seorang piatu asal Nagari Sungai Rimbang Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat kini terbaring lemah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Hampir satu bulan anak yang kini duduk di kelas 4 SDN Rimbang Suliki itu menanti kepastian untuk operasi tangannya yang mengalami tumor pembuluh darah.

Dalam upaya pengobatan ini, Jaka memang sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah dan mengandalkan jaminan kesehatan gratis. Pasalnya dia tidak memiliki biaya untuk mengobati penyakit yang dideritanya tersebut.

Piatu ini sudah ditinggalkan ayahnya yang menikah lagi. Kini, bocah yang berprestasi di sekolahnya itu hanya tinggal dengan kakek dan neneknya di Suliki. Sedangkan sang nenek dan kakek sehari-harinya cuma buruh tani.

Sampainya Jaka di Jakarta pun berkat uluran tangan dan kesehajaan dari Dewi Nanda.Namanya Jaka Juliadi (10), kelas 4 SDN Sungai Rimbang Suliki, Kabupaten Lima Puluh Kota-Sumatera Barat. Ibunya sudah meninggal, Ayahnya menikah lagi dan pergi.

Anak piatu ini menderita tumor pembuluh darah di tangan kiri sejak bayi. Penderitaannya yang sudah menahun, menggugah hati seorang mantan wartawati baik hati bernama Dewi.

Ia rela meninggalkan suami dan dua anaknya, demi bisa menemani Jaka berobat ke RSCM Jakarta. Tapi di sana sudah hampir sebulan, proses penanganannya sangat lama sekali. Nyaris dikatakan luntang lantung.

Dewi kini bimbang. Sudah hampir satu bulan ia meninggalkan Padang. Jika ia pulang, siapa yang akan menemani anak malang itu di Jakarta?

"Saya sudah pengalaman ngurus yang beginian. Penanganan lelet untuk orang tak mampu dan dibiayai Negara (padahal itu amanat nyata dalam UU). Kadang kesal sendiri, mengapa harus ada beritanya dulu baru dikasi perhatian," ungkapnya.

Miris saat membaca curahan hati si Jaka, dalam surat terbukanya untuk Menteri Kesehatan. Iapun membuat postingan di facebook.

"Wahai sahabat FB, mari kita bantu si Jaka dengan doa, agar diangkat penyakitnya. Juga doa untuk Dewi, agar diberi ketabahan hati menemani Jaka melalui deritanya. Bagi yang ingin tahu kondisi Jaka, bisa menghubungi Dewi di nomor 085376542760," tulisnya.

Berikut surat si Jaka yang bikin trenyuh saya hari ini:

Yang terhormat Ibu Mentri Kesehatan....Kemenkes Indonesia...Merdekaaaaa!!!Ibu Nila F Moeloek yg berdarah Minang yang terhormat.

Secercah surat buat bu Mentri..

"Jika ibu ke Kirana sudilah kiranya ibu singgah ke BCH"

Keahlian Ibu di Bidang mata adalah apresiasi untuk seluruh bangsa, kekuatan mata hati ibu saya yakin lebih tajam lagi melihat hal2 yang terjadi...disini..di bangsal ini...Karena mata dan mata hati selarass diciptakan Allah.

Ibuku sayang...Ibu Mentri Nila Moeloek. Hari ini Ibu adalah wakil dr orang tua kami para anak bangsa yang kesusahanYang sakiiit..yang tidak sehaatt..yang tidak normal.... dibanding kawan2 kami lainnya..Tangan kami kena tumor,bengkak,besar,pipi kami besaar,kaki kami harus di amputasii..Mata kami butaa...tumor,kanker..kelamin kami tak punya anus..kaki kami bengkok bu..tangan ga punya jari2..sebagian dr kami, Orang tua kamipun sudah tiada sdh di panggil allah..benar semuanya dr Allah bu..

Kami meradang bu berminggu bahkan berbulan2 baru dapat kamar untuk di rawat sama suster2 cantiikk,baik hati,dokter2 yang baik hatii. Kami sabaar bu menunggu kapan tangan,kaki,wajah kami bisa normal spt teman2 lainnya itu..orang tua kami memang Miskin bu, beruntung Bapak Presiden kasih Jaminan kesehatan...kami di rawat diRumah sakit dibayarin oleh Anggaran Negara.

Tapiiii....apa memang begitu yaa bu...Kanapa bu kami hrs bertambah sakit menunggu...menunggu waktu untuk bs sehat. Selalu dijanjikan waktunya,terkesan mengulur2 krn kami dibayariinn...menambah sakit kami bu...stress...Mungkiin ibu tidak tau kondisi iniii...krn Ibu dalam keadaan sibuk,banyak hal yg hrs di kerjakan, merumuskan kebijakan,mentransfer Ilmu2 kesehata di UI dsbnya..sesekali ibu silahkan turun cek lapangan bagaimana tim ibu bekerja...

Ibu hebat seorang anak bangsa yg sangat membanggakan Indonesia,kami kalau sehat dan sempurna anggota tubuh ini bu, ingin jdi spt bu Mentri...

Jangan lupakan kami yg disini bu..Di bangsal2 kami dirawat..menunggu...menunggu...dan menunggu..Kamipun tak tau apa yg di tunggu,kami tdk mengerti,belum paham dengan urusan orang dewasa..mungkin begitu bu.

Satu keinginan kami untuk bs sehat dan normal, katanya kami Generasi Penerus Bangsa dan Agama...? SalamRindu dr kami anak2 bangsa di bangsal RSCM.TtdJackiCS. ***