JAKARTA - Dari segi financial, Jenderal Gatot Nurmantyo dianggap lebih mapan dan lebih kaya dibanding Prabowo Subiyanto.

Dengan demikian, jika Prabowo mengikhlaskan Gatot maju melawan Jokowi, tentu akan lebih siap ketimbang dirinya.

Hal ini diungkapkan Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago saat ditemui GoNews.co, Kamis (22/3/2018) di Press Room DPR, Senayan Jakarta.

"Jenderal Gatot lebih siap dari segi finasial. Jika benar dia mendaftar ke Gerindra, dan Prabowo Ikhlas, mantan panglima itu lebih siap menjadi Capres 2019," ujarnya.

Hal ini bukanya tanpa alasan. Dalam pilpres 2014 lalu dimana Prabowo Subianto melaporkan harta kekayaannya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan total sebesar Rp1.670.421.574.372 dan USD 7.503.134.

Jumlah harta Prabowo itu terdiri dari harta tidak bergerak berupa empat bidang tanah senilai Rp105.892.190.000. Kendaraan baik roda dua atau empat sebanyak delapan unit, yang jumlahnya sebesar Rp1.432.500.000.

Prabowo juga memiliki perternakan, perikananan, perkebunan, pertanian, kehutanan, pertambangan, dan usaha lainnya dengan total tiga usaha senilai Rp 12.196.000.000. Sementara barang-barang seni dan barang antik berharga milik Prabowo senilai Rp 3.000.500.000 dan harta bergerak lainnya yang tidak dirinci sebanyak Rp 1.221.727.000.

Selain itu itu, Prabowo juga memiliki surat berharga senilai Rp1.526.182.000.011 dan USD 7.500.000. Kemudian uang tunai, deposito tabungan, giro, dan setara kas lainnya berjumlah 5 rekening dengan jumlah Rp 20.496.657.361 triliun dan USD 3.134.

Menantu Soeharto itu tidak mempunyai piutang, sementara utang yang dia miliki sebesar Rp 28.993.970.

Sementara, mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, diketahui memiliki harta kekayaan mencapai Rp7,11 miliar dan USD 8.200.

Gatot sendiri terakhir menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 29 Maret 2010, saat menjabat sebagai Gubernur Akademi Militer TNI Angkatan Darat.

Harta Gatot terdiri atas harta tidak bergerak senilai Rp 4,7 miliar, berupa tanah dan bangunan di dua lokasi di Jakarta Timur, tujuh lokasi di kabupaten Bogor, satu lokasi di kabupaten Maluku Tengah, dua lokasi di Kabupaten Sukabumi, satu lokasi di Jakarta Utara, serta satu lokasi di Jakarta Selatan.

Jenderal Gatot juga mobil Toyota Harrier dan Toyota Alphard senilai Rp 1,05 miliar dan logam mulia sejumlah Rp 46 juta. Ia pun masih memiliki harta berupa giro dan setara kas lain sejumlah Rp 1,288 miliar dan USD 8.200, sehingga total hartanya mencapai Rp 7,114 miliar dan USD 8.200.?

Selain finansial, menurut Direktur Ekskutif Voxpol Center itu, gebrakan Gatot dalam beberapa waktu lalu juga bisa mendulang popularitasnya.

"Ada beberapa kebijakan Jenderal Gatot yang sangat populer dan cukup mengagetkan publik. Pertama soal sosialisasi proxy war, kedua program TNI dalam memperkuat ketahanan pangan, kemudian yang ketiga soal penayangan ulang film G-30S PKI," ujarnya.

"Ada juga pengungkapan 5.000 pucuk senjata yang akhirnya gaduh sampai ke elit Polri. Kemudian kebijakan Gatot dalam membuka jalur insfratuktur di Papua, dan membebaskan sandera di Papua," timpalnya.

Semua kebijakan tersebut kata dia, telah mengangkat nama Gatot sebagai tokoh yang cukup populer.

Dengan bergabungnya Gatot ke Gerindra, bekal popularitas dan finansial yang dimilki dianggap sudah mencukupi. Tinggal bagaimana partai Gerindra sendiri dalam mempertimbangkan dua tokoh antara Gatot dan Prabowo.

"Masalahnya, Gerindra itu dimata masyarakat adalah Prabowo. Dan Prabowo adalah Gerindra, jadi apakah nanti kalau benar-benar Gatot maju melalui partai itu, bisa tidak mengubah pandangan tersebut," tuturnya.

"Dan perlu diingat, Gerindra juga punya koalisi dengan PKS. Nah apakah PKS rela? Kan mereka juga sudah menyodorkan 9 nama kadernya untuk pilpres mendatang," tandasnya.

Namun begitu kata dia, ia menganggap selama ini PKS bukan parpol yang ngotot dengan jagoanya. Sehingga, waktu setahun terakhir ini kata dia, bisa dimanfaatkan Gatot untuk mencuri hati masyarakat serta para elit politik termasuk para King maker.

"Ingat ada beberapa tokoh yang bisa disebut sebagai King maker. Mereka adalah SBY, Megawati, Prabowo sendiri dan Jusuf Kalla. Semua tentu tergantung Gatotnya sendiri," pungkasnya.***