JAKARTA - Sejumah bendera, atribut dan baliho Partai Demokrat dirusak orang tak dikenal di Pekanbaru Sabtu (15/12/2018).

Saat itu pihak Demokrat Riau bersama SBY langsung turun ke jalan melakukan penyisiran, Sabtu (15/12/2018).

Dengan berjalan kaki, rombongan tersebut berjalan kaki di Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru, tepatnya di depan kantor DPRD Riau. SBY yang juga didampingi Sekjen DPP Demokrat, Hinca Pandjaitan yang turut serta dalam rombongan itu menyaksikan satu persatu baliho yang dirusak tersebut.

SBY tampak tidak banyak berkata-kata, sesekali ia tampak menggelengkan kepala, dengan raut muka tidak banyak ekspresi. "Pemimpin yang baik harusnya menghargai pemimpin lainnya," ujarnya singkat sambil terus ikut melihat dan mengangkat langsung baliho rusak tersebut.

Tiga orang pelaku terduga perusakan telah ditangkap oleh aparat kepolisian. Kapolda Riau mengungkapkan jika pelaku dijanjikan uang sebesar Rp 150 ribu. Pelaku mengaku merupakan uang suruhan dan dijanjikan uang upah tersebut.

Sementara ketiga pelaku yang sudah diamankan akan dilakukan penyidikan lebih lanjut. Berikut sembilan fakta terbaru perusakan bendera dan atribut Partai Demokrat dihimpun  dari berbagai sumber.

1. Tiga pelaku ditetapkan sebagai tersangka

Penyidik dari Kepolisian Resort Kota (Polresta) Pekanbaru sejauh ini menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus perusakan atribut partai di Pekanbaru. "Terkait dengan pengrusakan benderapartai tertentu, baliho partai tertentu. Saya anggap ini sudah selesai," tegas Kapolda Riau.

"Kenapa saya katakan sudah selesai, karena Polri dalam hal ini Polresta Pekanbaru sudah bekerja menerima laporan, melaksanakan penyelidikan dan penyidikan. Dari 2 TKP, kita sudah menetapkan 3 orang tersangka," lanjut Kapolda Riau lagi.

Tiga orang tersangka tersebut adalah HS,KS dan MW. HS melakukan aksi perusakan di Jalan Jenderal Sudirman. Sementara KS dan MW beraksi di Tenayan Raya.

2. Pelaku diberi upah Rp 150 ribu

Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo membeberkan perihal motif pelaku pengrusakan atribut partai tertentu di Pekanbaru. Ia mengungkapkan, ternyata pelaku merupakan orang suruhan dan diupah Rp 150 ribu. "Itu saja, tidak ada motif-motif lain," ungkapnya.

"Jadi dijanjikan kamu lakukan ini, saya bayar Rp 150 ribu tapi uangnya belum diterima. Tidak ada motif lain, hanya sekedar, ya motif seperti itu saja," beber Kapolda.

3. Ketua DPD PDIP Riau minta semua tenang

Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Riau, Prof Dr Rokhmin Dahuri meminta seluruh kader dan simpatisan tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan isu perusakan atribut partai. "Polda Riau sudah menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Tersangka sudah ditetapkan tiga orang pelaku, serahkan saja urusannya ke pihak berwajib," ujar Rokhmin Dahuri, Senin (17/12/2018).

Rokhimin Dahuri meminta kepada selurh kader dan simpatisan untuk tidak mengeluarkan statement yang dapat memperkeruh suasana. Ia juga meminta kepad Partai Demokrat untuk tidak berburuk sangka kepada siapapun.

Rokhimin menambahkan jika buka perusakan tersebut tidak hanya dialami oleh Partai Demokrat melainkan juga PDI P. "Sebenarnya, bukan atribut Demokrat saja yang dirusak pada saat itu, atribut kami juga dirusak," ujarnya.

4. Partai Demokrat tetap lakukan investigasi.

Meskipun Polda Riau telah menetapkan tiga orang tersangka atas perusakan bendera dan atribut Partai Demokrat, pihak Partai Demokrat tetap akan melakukan investigasi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.

"Kami sangat mengapresiasi sikap pihak kepolisian, namun upaya investigasi kami tetap lanjut," ujar Ferdinand Hutahaean saat dijumpai di Hotel Pangeran, Senin (17/12/2018).

"Kami ingin kasus tersebut dikembangkan hingga ke atas," tambahnya.

Menurut keterangan satu dari tiga pelaku, jumlah pelaku perusakan sebanyak 35 orang. Pihak Partai Demokrat ingin menelusuri para pelaku intelektual dalam kasus perusakan tersebut.

5. Bawaslu Riau lakukan investigasi

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Riau melakukan investigasi terkait perusakan bendera dan atribut Partai Demokrat. "Jadi, hasil Pleno kami bersama, mengintruksikan Bawaslu Kota Pekanbaru untuk turun melakukan investigasi terkait pengrusakan benderadan baliho partai," ujar Ketua Bawaslu Riau Rusidi Rusdan, Senin (17/12/2018).

6. Wiranto sebut oknum Demokrat dan PDI-P terlibat perusakan

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyebut oknum Partai Demokratdan PDI-P terlibat dalam perusakan atribut kampanye Demokrat. "Nah ternyata dari Pak Kapolri cepat sekali mengusut itu ternyata memang perbuatan oleh oknum-oknum tertentu, dari partai tertentu, baik partai PDI-P maupun Demokrat ada. Oknum itu sudah ditangkap," kata Wiranto saat konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Senin (17/12/2018).

Ia didampingi oleh Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Wiranto menambahkan bahwa oknum tersebut beraksi atas inisiatif sendiri bukan atas arahan pimpinan partai.

"Oleh karena itu saya imbau kepada ketua parpol dan masyarakat, jangan membuat polarisasi masalah ini. Jangan dibesar-besarkan karena ini masalah sudah ditangani dengan baik oleh kepolisian. Oknum sudah diketahui, saksi juga sudah ada, tinggal kami limpahkan," tambahnya.

7. SBY sebut temuan partainya tak senada dengan pernyataan Wiranto

Menanggapi pernyataan Wiranto dalam konferensi pers Senin (17/12/2018), SBYmengunggah status melalui akun Twitter @SBYudhoyono. SBY menyatakan jika ia tak sependapat dengan Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.

SBY menyebut temuan partainya tidak senada dengan pernyataan Wiranto. Namun SBY juga tidak menyebut hasil temuan dari tim investigasinya.

"4 hari terakhir ini saya berada di Riau. Saya ingin kebenaran ditegakkan. Saya tak ingin PDI Perjuangan & Partai Demokrat"dikorbankan" *SBY*,"

"Informasi & kesaksian di lapangan yg kami dapatkan, baik PDIP maupun PD bukanlah "master-mind" & inisiator dari kasus perusakan atribut *SBY*," tulis SBY.

8. SBY yakin Presiden Jokowi tak terlibat

Melalui unggahan tersebut SBY juga menyampaikan keyakinannya terkait ketidakterlibatan Jokowi. "Saya yakin & tahu Presiden Jokowi tak memiliki keterlibatan apapun. Pengungkapan yg jujur & lengkap justru akan "selamatkan" beliau *SBY*," ungkap SBY.

9. Wiranto sebut hasil investigasi bersumber dari Kapolri

Menanggapi pernyataan SBY yang tidak sependapat dengannya, Wiranto mempersilakan. Ia tak mempermasalahkan respon dari SBY tersebut. "Tidak apa-apa, tanggapan dari mana saja ya bebas, silahkan saja. Tapi kan apa yang saya sampaikan betul-betul informasi dari Pak Kapolri. Setiap Senin kita kumpul dan laporan yang ada ya seperti itu, apa adanya," kata Wiranto di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (18/12/2018).

Wiranto menyebut hasil investigasi yang dilaporkan kemarin bukan karangan. Laporan tersebut berasal dari temuan kepolisian. "Itu adalah sumber resmi ya dari Kapolri. Perusakan ini enggak boleh berkembang, makanya saya katakan itu oknum ya, oknum. Artinya, tidak ada perintah, tidak ada perencanaan," ungkap Wiranto.

10. Demokrat Gelar Rapat Darurat

Partai Demokrat menggelar rapat darurat di kediaman Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono di Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Rapat di dalam nanti membahas lanjutan soal adanya perusakan APK Partai Demokrat, yakni baliho dan bendera, di Pekanbaru yang dirusak oleh orang tak dikenal.

Beberapa petinggi partai sudah tampak di lokasi sekira pukul 10.00 WIB, seperti Sekjen Hinca Panjaitan, Wakil Sekjen Andi Arief, Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Ferdinand Hutahaean, dan mantan Menpora sekaligus politikus Partai Demokrat Andi Mallarangeng.

"Utamanya setelah Menkopolhukam Pak Wiranto menyampaikan statement setelah didahului Kapolda Riau," ujar Sekjen Hinca Panjaitan di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (18/12/2018).

Hinca yang pada saat kejadian berada di lokasi, menyatakan apa yang disampaikan Menkopolhukam Wiranto terlalu cepat, mengerdilkan dan menyepelekan duduk persoalan. "Padahal sesungguhnya tidak seperti itu, karena saya berada di lokasi dan tahu apa yang terjadi di Pekanbaru," tambahnya.

Hal yang sama juga diucapkan Ferdinand Hutahaean. Sama-sama mengenakan kemeja biru seperti Hinca, Ferdinand bahwa Partai Demokrat sama sekali belum menyatakan secara resmi bahwa yang merusak baliho kader di Pekanbaru adalah kader PDIP dan dari internal Demokrat sendiri. "Meski temuan-temuan dan indikasi serta fakta-fakta di lapangan ada keterkaitakan, kami belum menyatakan secara resmi," kata Ferdinand. ***