JAKARTA - Tepat hari Kamis 20 Desember 2018, Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA dilantik menjadi Rektor Universitas Riau (Unri) periode 2018-2022. Pelantikan dilakukan langsung oleh Menristekdikti Prof Mohamad Nasir Ak PhD di Jakarta.

Usai dilantik, Aras mengatakan dia segera akan bekerja untuk menggapai berbagai target universitas yang selama ini sudah disusunnya. Apalagi saat ini sedang berada di era revolusi industri 4.0.

“Jadi kita tak bisa main-main lagi. Harus bekerja keras mewujudkan universitas yang terkemuka,” kata Aras Mulyadi di Jakarta, Kamis (20/12/2018).

Selama menjabat sebagai Rektor Unri pada priode lalu, banyak hal yang telah dicapai Unri dibawah kendali Aras Mulyadi. Diantaranya sudah berhasil menjadikan Unri meraih Akreditasi A. Tapi itu saja tidak cukup, karena tuntutan ke depan juga semakin meningkat. Ia juga menambahkan bahwa untuk kedepannya harus adanya peningkatan dan hal itulah yang diingatkan oleh menteri.

“Ini yang selalu diingatkan Pak Menteri kepada kami,” tambahnya.

Menurut Menristekdikti Mohamad Nasir saat melantik, perguruan tinggi dituntut untuk bisa menciptakan kreasi dan inovasi terbaru untuk menetapkan target-target yang akan dicapai dan terus ditingkatkan setiap tahunnya demi kemajuan universitas dan pendidikan tinggi.

“Akreditasi institusi maupun akreditasi program studi adalah salah satu tolok ukur keberhasilan suatu kinerja perguruan tinggi. Pada tahun 2019 Badan BAN-PT mengubah instrumen akreditasi perguruan tinggi dari awalnya hanya berbasis input dan proses menjadi lebih luas dengan memasukkan komponen output dan outcome,” jelas Mohammad Nasir.

Ia juga menambahkan bahwa perguruan tinggi harus mulai menata dan membuat target. “Oleh karena itu, pimpinan perguruan tinggi harus mulai menata dan membuat target output dan outcome yang akan dicapai perguruan tingginya sehingga dapat meningkatkan nilai akreditasinya,” tambahnya.

Tidak hanya itu, Terkait tata kelola berbasis Good University Governance untuk mencapai Universitas yang bermartabat, perguruan tinggi diharapkan mengedepankan transparasi, dan responsif dalam mengelola universitas.

“Jangan sekali-kali menggunakan nama jabatan untuk melakukan tindakan tidak terpuji, rektor harus fokus bekerja melakukan kreasi dan inovasi untuk kemajuan universitasnya,” kata Menteri.

Dia juga mengingatkan, agar ke depan, Rektor harus memerintahkan bawahannya untuk wajib melaporkan harta kekayaannya, Mohammad Nasir juga mengucapkan selamat kepada Aras yang telah dilantik hari ini. “Selamat untuk Rektor yang saya lantik hari ini, bekerjalah dengan baik,” Pungkas Mohammad Nasir.

Sebagaimana ramai diberitakan media sebelumnya, pelantikan ini menjadi anti klimaks dari seluruh lika-liku perjalanan pemilihan rektor Unri kali ini. Dalam perjalanan Prof Aras Mulyadi menjabat kembali kali kedua menjadi Rektor Unri, tidaklah mulus. Pada bulan Juni lalu Prof Aras terpilih menjadi bakal calon (Balon) kuat Rektor Unri bersama Dr Deni Efizon MSc dan Dr Zulkarnain MPd.

Dalam pemilihannya Aras meraih 43 suara senat Unri, sementara Deni dan Zulkarnain masing-masing dapat delapan dan satu suara. Ketiga nama itu diajukan ke Menristekdikti agar mendapat dijadikan menjadi Calon untuk dipilih menjadi Rektor.

Tiga bulan sebelum masa jabatan Rektor Prof Aras Mulyadi habis pada 9 September lalu, panitia sudah mengirimkan tiga nama bakal calon rektor pilihan senat, ke Menristekdikti untuk disahkan sebagai calon, kemudian dipilih.

Namun bulan berganti bulan, Menteri tak juga menurunkan nama itu. Pemilihan yang sedianya dilakukan 11 Juli ditunda dengan alasan, ketiga calon masih diteliti rekam jejaknya. Pemilihan berikutnya yang dijadwalkan 16 Agustus, juga ditunda entah oleh alasan apa. Sampai akhirnya jabatan Aras sebagai Rektor habis pada 9 September, dan Menteri menunjuk Dr Agus Indarjo MPhil dari Jakarta sebagai pelaksana tugas (Plt).

Kondisi ini sempat membuat suasana kerja di Unri sedikit kurang optimal. Tepat pada Rabu tangga 5 Desember2018 Senat Unri, atas petunjuk Jakarta, kembali menggelar pemilihan. Sebanyak 50 dari 52 anggota Senat Unri, hadir. Tapi, sesaat menjelang acara dimulai, Ketua Prof Adel Zamri mendapat arahan dari Jakarta, agar pemilihan ditunda lagi. Pada hari pemilihan itu, Plt Rektor Unri Agus Indarjo dan Dirjen Ali Ghufron Mukti yang mewakili Menristekdikti juga tak jadi datang.

Pemilihan final baru dilakukan lima hari kemudian, 10 Desember. Saat itu Prof Aras Mulyadi kembali menang telak, meraih 67 suara. Sementara Dr Deni Efizon hanya 11 suara, dan Dr Zulkarnain tetap satu suara. Tambahan suara Aras dan Deni diperoleh dari suara Menteri yang seluruhnya berjumlah 27 suara atau 35% dari total suara anggota Senat Unri yang hadir yaitu 52 orang. Itu berarti, dari 27 suara Menteri, terdistribusi ke Aras 24 suara dan ke Deni tiga suara. Dan Aras Mulyadi unggul. (rls)