JAKARTA - Kepercayaan menjadi tuan rumah Asian Games 2018 harus dijadikan sebagai momentum kebangkitan prestasi olahraga Indonesia.

Wujud kebangkitan itu akan signifikan bila Indonesia sebagai negara besar dan pernah menjadi raksasa olahraga Asia Tenggara  mampu menggusur dominasi Thailand di Asian Games 2018.

Untuk itu Kontingen Merah Putih tidak cukup hanya masuk 10 besar namun harus mampu mendobrak ke posisi enam yang pada Asian Games Incheon 2014 diisi Thailand.

Demikian dikemukakan oleh Guru Besar Ilmu Olahraga UNJ dan juga Koordinator Program Studi Pendidikan Jasmani Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof Dr dr James Tangkudung Sportmed MPd dalam perbincangannya dengan para wartawan di Jakarta, Kamis (23/3/2018).

"Target menggusur Thailand di Asian Games 2018 harus menjadi motivasi seluruh stake holder olahraga di Tanah Air untuk mengangkat prestasi olahraga Indonesia. Saya optimistis itu bisa terwujud bila persiapan lebih diintensifkan sejak sekarang. Saya mempunyai kunci rahasia untuk mencapai itu," kata James dengan penuh semangat.

Sambil membuka makalah bertajuk "Strategi Pencapaian 10 Besar Asian Games 2018", James menunjuk tentang capaian Thailand di Asian Games empat tahun lalu di Incheon, Korea Selatan. Negeri Gajah Putih itu menempati peringkat enam besar dengan total 47 medali yang terdiri dari 12 emas, 7 perak dan 28 perunggu. Sedangkan Indonesia berada di urutan 17 dengan 4-5-11.

"Berdasarkan data itu Indonesia sebenarnya bisa masuk enam besar hanya dengan 12 emas. Namun target kita seperti yang diungkapkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla 16 emas. Jadi sudah bisa enam besar. Namun saya melihat peluang Indonesia bisa lebih dari 12 emas. Nah di sinilah kita harus mampu memompa secara tepat untuk menjadi yang tercepat, terkuat dan tertinggi sesuai dengan nilai olimpiade citius, altius dan fortius," ujar pria berusia yang masih energik itu.

Sebagai mantan Deputi Kementrian Pemuda Olahraga (Kemenpora) dan juga pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, James mengimbau seluruh pemibina fokus pada cabang olahraga yang berpotensi meraih emas. Cabang lainnya yang berpotensi medali ditingkatkan sehingga bisa menjadi emas. 

"Kini kita seharusnya sudah memasuki pra kompetisi. Para atlet sudah waktunya ditempa melalui uji coba ke luar negeri. Jangan ditunda-tunda lagi karena kita berkejaran dengan waktu yang tinggal empat bulan lagi," tutur James yang pernah menangani medis tim renang dan sepakbola Frankfurt Jerman itu.

Dia mengemukakan, untuk memburu yang terbaik tentunya perlu diperhitungkan tingkat intensitas perispan para atlet. Apakah cukup sedang-sedang saja atau perlu dikebut? Dia sudah mempunyai formula soal peningkatan ini, yang dengan nada bercana dikatakannya, ingin pakai gigi 2 atau empat, dia sudah memiliki rumusnya.

Di samping faktior teknis tentunya para atlet sejak dini sudah perlu dibekali semangat nasionalisme untuk berbuat yang terbaik demi Merah Putih dan berkumandangnya Lagu Indonesia di setiap arena Asian Games 2018.

Hal ini dia juga lakukan ketika memimpin Kontingen Paralimpiade dan Asian Paralympic sehingga mampu merebut perak dan menempati posisi 10 besar. 

"Kita perlu kobarkan terus semangat para atlet. Ini kan ada faktor internal dan eksternal. Nah bagaimana untuk pendorongnya saya siap memaparkan kunci sukses itu. Salah satunya mungkin dengan meningkatkan bonus untuk para peraih medali," kata pemilik situs jurnal sport yang mendunia itu.

Ketika disinggung tentang target emas nanti James menjelaskan, dia telah memetakan potensi prestasi cabang olahraga peraih emas di pesta olahraga yang akan berlangsung 18 Agustus - 2 September 2018 mendatang.

Cabor yang berpotensi merebut dua medali emas antara lain bulutangkis, dayung, balap sepeda, pencak silat, wushu, karate, taekwondi dan bridge. Sementara angkat besi, panahan, jet sky, dan panjat tebing masing-masing diprediksi meraih satu emas.

"Dari data atlet Indonesia, perkembangan prestasi Asia dan pemetaan pertandingan  kita bisa lebih dari 16 emas. Jadi target masuk 9-6 besar sangat mungkin terwujud," kata James Tangkudung, yang juga pengajar Sport Pshycometric.

James percaya sesuai dengan ilmu psikometerik olahraga yang diajarkan di kelas doktoral pascasarjana UNJ, Indonesia mampu meraih kejayaan. Kuncinya mampukah kita memanfaatkan secara maksimal kesempatan langkan menjadi tuan rumah ini untuk meraih yang terbaik.

"Demi Merah Putih mari kita, seluruh stake holder olahraga nasional dan ahli-ahli olahraga terus berembug untuk hasil yang terbaik," tutur mantan dokter PSSI tersebut. ***