TELUKKUANTAN - Puluhan pedagang Pasar Lumpur Telukkuantan langsung mendatangi Kantor Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Industri Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, Selasa (28/2/2017) siang.

Mereka tak terima dengan rencana relokasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kuansing ke Pasar Rakyat. Dengan alasan, lokasi pasar rakyat tidak memadai.

Ketegangan antara pedagang dan pemerintah sudah berlangsung sejak satu bulan terakhir, sejak rencana relokasi digulirkan. Panasnya suasana di Selasa yang mendung ini dipicu aksi petugas pasar yang akan menutup pintu terminal.

"Kami tak terima. Sebab, besok pagi adalah hari pasar," ujar Indra selaku Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Lumpur.

Karena itu, sebelum ke Dinas Perdagangan, para pedagang mendatangi Sekretariat Pasar Rakyat. Ketegangan pun tak bisa dihindarkan.

"Kami hanya menjalankan apa yang diperintahkan oleh atasan. Kalau ada yang tak terima, silahkan sampaikan ke dinas," ujar seorang petugas pasar.

Mendengar itu, Indra bersama puluhan pedagang lainnya langsung bergerak ke Dinas Perdagangan. Mereka minta agar pemerintah tak melakukan penggusuran.

Sesampai di kantor dinas, mereka langsung disambut oleh Tarmis, selaku Kepala Dinas Perdagangan Kuansing. Karena ruangan kecil, pihak dinas mempersilahkan perwakilan pedagang untuk masuk. Sementara, sebagian harus menunggu di luar.

"Tak ada tempat untuk kami di Pasar Rakyat. Lantas, kami harus berjualan dimana? Jadi, tolong jangan digusur tempat kami. Biarlah berlumpur," ujar Indra yang menyatakan tak ada tempat di Pasar Rakyat.

Mereka juga meminta agar Satpol PP tak melakukan intimidasi terhadap pedagang. Indra menilai, pemerintah terlalu arogan dalam menertibkan pedagang.

"Ibu-bu yang berjualan jantungan melihat Satpol PP ini. Kami minta, jangan gertak kami," ujar Indra.

"Apa sawahnya kedua pasar ini tetap hidup? Pedagang yang sudah ada di pasar rakyat tak akan kami ganggu dan kami minta, kami jangan diganggu," tambah Indra.

Mendengar alasan dan menyadari kurangnya tempat, akhirnya Tarmis berkomitmen dengan pedagang untuk tidak saling ganggu.

"Ini komitmen kita. Pedagang yang sudah pindah, jangan diintimidasi lagi. Untuk sementara, biarkan saja dua pasar ini tetap hidup," ujar Tarmis.

Mendengar komitmen tersebut, para pedagang bersorak gembira. Dengan perjanjian, dinas belum menggusur pasar lumpur hingga batas waktu yang tak ditentukan. Kemudian, para pedagang langsung membubarkan diri.

"Hasil dari pertemuan ini akan kami sampaikan ke Bupati dan Wakil Bupati Kuansing. Tentu, kebijakan selanjutnya ada pada pimpinan," ujar Tarmis.

Menurut Tarmis, apa yang disampaikan para pedagang akan menjadi bahan pertimbangan. Relokasi yang dilakukan Pemerintah, lanjut Tarmis, merupakan upaya manusiawi. "Sebab, pasar lumpur bukan tempat yang layak untuk berjualan."

Kendati demikian, Tarmis menegaskan program pemerintah tetap akan dipertahankan. Dimana, para pedagang pindah ke pasar rakyat.***