TEMBILAHAN- Sebanyak delapan orang mahasiswa dan mahasiswi dari Kobe University Jepang tiba di Negeri Seribu Parit, Selasa (22/8/2017), kedatangan mereka bersama mahasiswa UNRI itu dalam rangka penelitian Mangrove serta Kebudayaan Suku Laut di pesisir Kuala Indragiri.

Penelitian yang direncanakan dimulai Rabu (23/8/2017) di Pantai Solop, dan dilanjutkan tanggal 24-29 ke Desa Panglima Raja dan Concong Luar, untuk meneliti budaya pesisir Indragiri.

''Kami datang bersama mahasiswa dari Jepang, akan meneliti pohon mangrove di pesisir Indragiri ini yang terluas di Riau, bahkan se-Indonesia yang tumbuh secara alami, tumbuh bagai raksasa dengan lingkaran pohon mencapai rata-rata 40 cm. Padahal umumnya, pohon bakau hanya memiliki lingkaran 20 cm,'' ujar Dosen UNRI PRJ Haryono, Rabu (23/8/2017).

Mengenai kedatangan mahasiswa ini, selain meneliti mangrove, dikatakan Haryono,mereka juga tertarik dengan kebudayaan orang laut di pesisir Indragiri sebuah suku bangsa namun kebudayaan baharinya mulai lenyap.

''Para mahasiswa ini juga melakukan penelitian budaya suku orang laut terdahulu yang masih ada sampai saat ini. Setelah itu, hasil penelitiannya akan dibawa ke Jepang untuk dipublikasikan dan dipresentasikan serta akan dijadikan buku,'' kata Dosen yang merupakan putra kelahiran Concong Luar ini, juga berasal dari suku laut pesisir Indragiri.

Menghadirkan mahasiswa dari Jepang, dikatakan Haryono sebagai bentuk keseriusan memperkenalkan kebudayaan orang laut sebagai sumber utama kebudayaan bahari di dunia.

''Karena suku laut itu aslinya dari Kabupaten Inhil, Provinsi Riau. Suku laut pada masa lalu mempunyai kebudayaan yang cukup besar, akan tetapi perlahan lenyap. Namun berkat ekspos media dan ekspos hasil penelitian, maka keberadaan orang laut bisa diketahui oleh dunia,'' lanjut pria yang juga menjabat sebagai Presiden Lembaga Adat Budaya dan Bahasa Orang Laut Indonesia (LABBOLI) di Kota Pekanbaru.

Berkat ekspos media dan ekspos hasil penelitian selama ini, dikatakannya keberadaan orang laut di Inhil dikenal secara Internasional melalui LABBOLI Kota Pekanbaru yang terkoneksi ke LABBOLI lembaga suku orang laut sedunia, sehingga sampai saat ini dikenal di mata dunia.

''Setelah mahasiswa dari Jepang, kami juga akan melakukan kegiatan yang serupa dengan mendatangkan mahasiswa dari Jerman,'' terang Haryono.(ayu)