JAKARTA - Kelanjutan nasib mantan Ketua DPR RI Setya Novanto ditentukan Selasa (24/4/2018) hari ini karena majelis hakim membacakan surat putusan atau vonis atas kasus dugaan korupsi KTP elektronik yang menjeratnya.

Novanto pun masih bingung dan belum percaya didakwa melakukan intervensi proyek e-KTP dan divonis 15 tahun penjara oleh hakim, yang lebih rendah dari tuntuan jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yakni 16 tahun.

"Tadi pagi, masih terlihat bingung sih. Kenapa bisa? Padahal dia tidak tahu sama sekali dan tidak ikut ikutan dari proyek itu," kata kuasa hukum Novanto, Maqdir Ismail, seperti dikutip GoNews.co dari Tribun, Jakarta, Senin (23/4/2018).

Maqdir masih meyakini, selama proses persidangan, hanya saksi pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narpogong, yang yang dihadirkan oleh jaksa KPK untuk menguatkan adanya intervensi yang dilakukan oleh Novanto.

Ia juga menganggap adanya inkompetensi karena jaksa KPK menganggap hasil penyidikan dari Federal Bureau Investigation (FBI) Amerika sebagai sebuah kebenaran dalam persidangan.

Menurutnya, ada proses yang terlewat, yaitu persidangan di Amerika yang membuktikan rekaman antara Johannes Marliem dan Andi Narogong suatu keabsahan.

"Kami masih tidak habis pikir dengan jaksa KPK yang membawa rekaman Marliem dan Andi dari FBI itu dianggap benar oleh mereka. Ini jadi konyol saja," ujarnya seraya tertawa kecil.

Bukan hanya itu, tuntutan dari jaksa selama 16 tahun kurungan penjara dan membayar denda sebesar Rp 1 miliar subsider enam bulan kurungan penjara, dinilai berlebihan.

Namun begitu, tim pengacara dan keluarga sudah memberikan semangat dan dukungan kepada mantan ketua DPR itu mengenai segala kemungkinan yang terjadi.

Novanto, lanjutnya, berserah kepada keputusan Majelis Hakim yang akan menyampaikan vonisnya dan berharap yang terbaik.

"Kita tunggu saja besok. Pak Nov bilang tadi, berharap yang terbaik. Semoga keputusan hakim bisa memberi keadilan bagi semuanya," ujarnya.

Tim pengacara, lanjut Maqdir, juga telah memberikan kekuatan kepada keluarga Novanto agar tetap menjalani kehidupan sebagaimana biasa.

Maqdir menemui Novanto di tempat penahanannya, Rutan Cabang K4 KPK Jakarta, menjelang sidang pembacaan vonis untuk mantan orang nomor satu DPR RI dan Partai Golkar itu pada Senin pagi kemarin.

Secara kasat mata, kondisi fisik dan mental Novanto dalam keadaan baik.***