PEKANBARU - Tarif listrik menjadi komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau pada periode Maret 2017 yaitu sebesar 0,17 persen.

Kondisi ini menjadi penyebab terbesar terjadinya inflasi di Provinsi Riau dibandingkan dua kota lainnya, Pekanbaru dan Dumai.

Dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Aden Gultom bahwa tiga kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan inflasi di Tembilahan pada Maret 2017 berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dengan andil sebesar 0,16 persen.

"Tarif listrik menjadi penyumbang utama Tembilahan mengalami inflasi pada bulan lalu. Sebab dari tiga kota Indeks Harga Konsumen di Riau, Dumai itu mengalami deflasi. Sedangkan, Pekanbaru memang inflasinya di minyak goreng dan tarif listrik juga," ungkap Aden Gultom kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Senin (24/4/2017).

Dibandingkan Tembilahan yang mencapai 0,17 persen, tarif listrik di Pekanbaru hanya menyumbang inflasi sebesar 0,06 persen atau minus 0,11 persen.

Akibatnya, lanjut Gultom, Riau mengalami inflasi sebesar 0,27 persen dengan IHK 129,85. Ini diperoleh dari kondisi tiga kota gabungan IHK yang dua diantaranya mengalami inflasi yaitu Pekanbaru sebesar 0,38 persen, Tembilahan 0,01 persen. Sedangkan Dumai deflasi sebesar 0,19 persen.

"Secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar punya andil 0,57 persen menyebabkan inflasi," pungkasnya. ***