PEKANBARU - Setiap kita punya takdir dan garis hidup masing-masing. Begitu pula dengan Pak Taja, demikian ia disapa. Diusianya yang sudah 70 tahun, warga Kabupaten Siak, Provinsi Riau tersebut masih harus berjuang demi menafkahi istri dan anaknya.

Kisah Pak Taja, warga Dusun Bukit Lazim, Kerinci Kanan Kabupaten Siak, Provinsi Riau ini betul-betul menggugah kita semua. Sudah sejak 2004 Pak Taja tinggal di sana bersama istrinya Ami dan anaknya Husni Tamrin yang mengalami gangguan jiwa. Itu pun menumpang tanah orang lain.

Kakek tua ini hidup dengan serba kekurangan. Rumahnya yang terbuat dari papan bekas sekarang sudah reot. Atapnya juga bocor. Bila hujan tiba, menggenanglah air di dalam rumah. jika air kian tinggi, Pak Taja dan keluarga terpaksa numpang ke tetangga sampai hujan reda.

Pak Taja sehari-hari hidup mengembala ternak sapi. Karena faktor usia, tak banyak yang bisa ia upayakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Kondisinya ini membuat iba tetangga, sehingga tak jarang ada yang memberi bantuan Sembako.

Sang istri juga tidak bisa banyak bergerak karena juga sudah tua. Setiap hari di penghujung senja, Pak Taja selalu menitipkan harapan sederhana, berdoa agar hidupnya berubah. Setidaknya rumah tempat mereka berlindung dari panas dan hujan dapat diperbaiki.

Belum lagi doa ini diijabah, Pak Taja pun harus menerima kenyataan pahit. Si pemilik lahan menyuruh Pak Taja pindah karena tanah yang ditempatinya itu akan dibangun rumah. Dia pun hanya bisa pasrah, sebab mustahil baginya membongkar gubuk reot ini seorang diri.

Ternyata di situ lah cara Tuhan membantu lelaki tersebut. Kesusahannya terdengar di telinga seorang polisi Bhabinkamtibmas Desa Kerinci Kanan bernama Adi Maryono. Polisi berpangkat Brigadir itu menggalang warga setempat untuk membantu merelokasi rumah Pak Taja.

Baca Juga: Mengharukan, Kisah Polisi Baik Hati Asal Riau yang Rela Jalan Kaki Keliling Desa Demi Ajarkan Warga Baca Tulis Gratis

Adi dan perangkat desa serta warga pun bergotong royong membongkar rumah Pak Taja untuk dipindahkan ke lahan yang baru, hibah dari pemerintah setempat. Rumah baru dibangun buat kakek tersebut, memanfaatkan material bangunan lama. Mana yang tidak memadai diganti dengan yang baru.

Diam-diam, kisah Pak Taja dan anggotanya Brigadir Adi Maryono itu akhirnya sampai juga di telinga Kapolsek Kerinci Kanan, AKP Herman Pelani. Mantan Kasat Reskrim Polres Pelalawan tersebut menggalang dana bantuan buat Pak Taja, melalui program 'Jumat Sedekah'.

"Program ini untuk membantu orang miskin di Kerinci Kanan. Jangan sampai ada masyarakat yang hidup kelaparan. Kita data semua warga yang tidak mampu termasuk Pak Taja dan kita berikan bantuan," sebut Herman saat berbincang dengan GoRiau.com (GoNews Group).

Pak Taja pun bahagia. Sekarang dirinya sudah punya tempat berlindung yang lebih layak, hasil bantuan secara swadaya anggota Polsek Kerinci Kanan dan warga. Setidaknya rumah Pak Taja kini tak lagi bocor ketika hujan turun dan ia tak perlu lagi mengungsi.

"Tidak ada maksud apa-apa, kita hanya ingin jangan sampai ada orang susah, setidaknya di Kerinci Kanan, apalagi sampai nggak makan karena tak punya uang. Pak Taja cerita, dia nggak bisa berbuat apa-apa diusianya sekarang, kadang-kadang ngembala sapi pun kerepotan," ungkap Herman.

Sekarang pria kelahiran Purwakarta itu tak perlu khawatir lagi. Meski sederhana, rumahnya kini sudah layak ditempati. AKP Herman Pelani berharap, dengan program yang digagas Polsek Kerinci Kanan, setidaknya bisa meringankan beban hidup warganya.

"Ke depan kita akan lanjutkan program tersebut. Bagi donatur-donatur yang ingin menyalurkan bantuan, mungkin bisa datang ke Polsek Kerinci Kanan. Yakin saja, niat yang baik pasti akan selalu dipermudah jalannya," tutup Herman Pelani mengakhiri.

Kapolsek Kerinci Kanan ini juga sempat mengunjungi Pak Taja setelah rumah barunya didirikan. Tak terhingga senangnya kakek itu. Herman berjanji kepadanya, bahwa polisi akan selalu ada bila Pak Taja membutuhkan bantuan apa pun, begitu pula bagi warga miskin lainnya di sana. ***