SELATPANJANG - Beberapa warga Desa Mekong Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti, Riau, mulai khawatir nasib mereka beberapa tahun kedepan. Pasalnya, dengan ambruknya turap di laut, ancaman abrasi akan semakin menakutkan.

Pantauan GoRiau di laut Mekong, Rabu (24/2/2016) siang, setidaknya ada dua lokasi turap yang dibangun zaman Kabupaten Bengkalis sudah ambruk. Dari dua lokasi yang ambruk ini diperkirakan sekitar 50 meter.

Menurut beberapa warga yang tinggal di sekitar laut, turap itu tumbang akibat hempasan gelombang pasang yang sangat kuat. Kondisi turap yang sudah tidak kokoh itu semakin memperburuk keadaan.

"Sekitar 3 minggu lalu debit air laut meningkat. Gelombang juga kuat, tumbanglah turap ini," ungkap beberapa warga kepada GoRiau.

Kemudian, mereka juga mulai khawatir dengan rusaknya turap yang selama ini diharapkan rehabnya itu. Pasalnya, tanah-tanah mereka akan mudah menjadi laut. Dengan ada turap saja, menurut warga, abrasi tetap saja terjadi, apalagi tidak dibantu dengan turap sebagai penghadang gelombang.

"Coba lihat sisi bawah turap, kan bisa dilewati air pasang. Gelombang dari sana menghantam keras ke tebing," tambah mereka.

"Bagaimana nanti tanah-tanah warga, apakah harus menjadi laut semua," ujar mereka penuh harapan.

Sebelumnya, salah seorang warga Mekong Bukhari (79) mengatakan sudah sekitar 400 meter daratan di Desa Mekong menjadi laut akibat abrasi. Seingatnya, mulai tahun 1947 sudah mulai daratan menjadi laut. Apalagi posisi Desa Mekong terletak tepat di depan Selat Melaka.

Turap ini pula, sebelumnya diharapkan segera direhab oleh Pemda Meranti. Namun, sebelum direhab turap ini sudah ambruk.

Kepala Desa Mekong A Rahman mengatakan perbaikan turap akan menjadi prioritas pembangunan tahun 2017. Hal itu disampaikan dalam Musyawarah Rencana Pembangungan Desa (Musrenbangdes). "Perbaikan turap itu prioritas, kalau perlu jangan ada pembangunan lain, saya sudah sampaikan ke camat," kata A Rahman kepada GoRiau. ***