JAKARTA - Kepedulian Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Boling Indonesia (PB PBI), Suryo Bambang Sulistio tidak perlu diragukan dalam membangun prestasi olahraga boling Indonesia. Sayangnya, kepedulian itu tidak mendapat dukungan dari Pengurus Provinsi (Pengrov) PBI.

Hal itu diungkapkan Ketua Panitia Pelaksana Turnamen Boling Indonesia Terbuka 2016, Basuki W Kusuma di sela-sela pertandingan final Turnamen Boling Indonesia Terbuka XIV yang digelar di Lintasan Boling Jaya Ancol Jakarta, Minggu (23/10/2016).

"Terus terang, Suryo Bambang Sulistio itu sahabat baik saya. Dan, saya tahu persis beliau komit membangun boling Indonesia. Hanya saja, niat baiknya tidak didukung Pengprov PBI," katanya.

Akibat tidak ada dukungan tersebut, mantan peboling ini menilai wajar jika peboling Indonesia tak mampu meraih prestasi pada Turnamen Boling Internasional yang berhadiah total Rp1,2 miliar dan melibatkan 300 peboling dari 13 negara.

Apalagi, dia melihat masalah manajemen atlet tidak ditangani secara baik dan kualitas pelatih yang terlibat tidak mumpuni. "Bagaimana peboling Indonesia bisa berprestasi lebih baik kalau manajemennya tidak ditangani dengan baik. Contohnya, pelatih asing, Sid Allen yang menanganinya saja tidak bisa bermain boling," katanya.

Ketika ditanyakan bukankah Sid Allen pernah membawa Tim Boling Indonesia meraih emas dan perak pada Asian Games Qatar 2006 lewat Ryan Lalisang dan Putty Armein? "Itu kan era dulu. Sekarang kan kondisinya jauh berbeda. Saat ini, Indonesia sudah harus menggunakan pelatih yang lebih baik dan punya reputasi di tingkat internasional. Jadi, kita bisa mengembalikan kejayaan boling pada saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018," jawabnya.

Pada Kejuaraan Boling Internasional Indonesia Terbuka XIV, peboling Malaysia merajai. Tim Negeri Jiran yang menurunkan 92 peboling merebut gelar juara perseorangan putra dan putri.

Di final perseorangan putra, Ahmad Muaz meraih gelar juara setelah mengalahkan peboling dunia asal Amerika Serikat, DJ Archer dengan skor 298-203. Sukses ini diikuti rekannya, Siti Safiyah yang meraih gelar juara perseorangan putri setelah mengalahkan peboling senior Malaysia, Shalin Zulkifli dengan skor 253-182.

Meski Indonesia gagal meraih gelar juara, tapi Basuki tetap yakin peboling Indonesia bakal mampu mengejar ketertinggalannya pada Asian Games 2018. "Potensi peboling Indonesia cukup besar. Banyak bermunculan peboling junior yang berprestasi di turnamen ini," katanya.

Menyangkut masalah turnamen Indonesia Terbuka, Basuki mengatakan pihaknya akan berusaha meningkatkan kualitasnya. "Tahun 2017, Turnamen Boling Internasional Indonesia Terbuka akan diusulkan memprebutkan Piala Presiden dengan hadiah yang lebih besar lagi. Mudah-mudahan bisa terwujud," katanya. ***