DUMAI - Minimnya instruktur di UPT Latihan Kerja Wilayah II Dumai, bisa mengakibatkan latihan kerja yang menaungi Kabupaten Kepulauan Meranti, Rohil dan Bengkalis, serta Kota Dumai sendiri, stagnan (tak beroperasi lagi).

Informasi yang dihimpun GoRiau.com, sejumlah instruktur mendadak ditarik oleh Pemerintah Provinsi Riau pada Februari 2016 silam. Sehingga proses pelatihan kini terkendala oleh minimnya instruktur. Ditariknya sejumlah instruktur ditarik tanpa ada sebab. Dimana pihak UPT tengah menggelar Pelatihan Berbasis Kompetensi Program Pendidikan dan Pelatihan bagi Pencari Kerja.

Kondisi ini membuat proses pelatihan di UPT Wilayah Kerja II Dumai jadi terkendala. Sampai saat ini pun belum ada kejelasan pelatihan yang didukung oleh dana APBN. Padahal pada tahun 2016 ditargetkan ada 704 peserta yang memperoleh pelatihan di UPT.

"Sejak ditariknya sejumlah instruktur secara mendadak, UPT latihan kerja sedang stagnan saat ini," kata Kepala UPT Latihan Kerja Wilayah II Dumai, Zul Abrar kepada GoRiau.com, Kamis (29/9/2016).

Idealnya UPT ini memiliki dua instruktur untuk setiap jurusan, jelasnya. "Terakhir kita menggelar pelatihan khusus las bagi Teknisi Kelapa Sawit. Mereka juga langsung memperoleh sertifikasi," bebernya.

Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Dumai, Amiruddin mengatakan, pihaknya juga memiliki Balai Latihan Kerja (BLK). Setiap angkatan ada 16 peserta yang mengikuti pelatihan. Tiap tahunnya ada empat angkatan yang menjadi peserta.

"Jadi setiap tahunnya ada 64 peserta yang ikut serta. Mereka diajak untuk terampil di bidang menjahit, operator boiler hingga welder," jelasnya kepada GoRiau.com.***