BANGKINANG - Partai Golkar Kampar sudah memutuskan calon yang diusung di Pilkada Kampar. Sayangnya, terjadi kisruh di tubuh Golkar yang berdampak pada pemecatan terhadap Sekretaris Golkar Kampar, Eka Sumahamid SR, MSi, pasca penetapan. Bahkan Eka juga menilai kepengurusan Golkar Kampar saat ini sangat bobrok.

Menanggapi tundingan tersebut, Ketua DPD II Golkar Kampar Ahmad Fikri pun angkat bicara. Kepada redaksi GoRiau.com, Kamis (29/9/2016) melalui sambungan telepon seluler, pria yang akrab disapa Ongah itu dengan santai mengatakan bahwa ia tak mau berbalas pantun.

''Kebobrokan yang dia (Eka) sampaikan bagi saya positif, itu sama saja menyampaikan kebodohan dia juga, tambah taulah orang jadinya. Orang dah tau kenapa-kenapa kan dah dijawabnya tu,'' ujar Fikri.

Menurut Fikri, penggantian Sekretaris DPD adalah konsekuensi dari sikap Eka Sumahamid yang secara jelas telah melawan kebijakan partai yang mendukung pasangan calon di luar keputusan partai. ''Itukah yang namanya kader. Kalau tak siap itu bukan kader. Kader tak harus berseberangan, kalau tidak colling down dulu jangan ke sana. Bagaimana ia katakan dirinya kuning sementara dia begitu,'' ulas pria yang juga Ketua DPRD Kampar ini.

Sikap Eka Sumahamid yang juga tidak datang saat partai bersama koalisi mengantar pasangan bakal calon H Azis Zaenal dan Catur Sugeng Susanto mendaftar di KPU Kampar pada Rabu (23/9/2016) lalu tentunya disikapi oleh pimpinan partai baik di kabupaten, provinsi maupun pusat.

"Biar jalan roda organisasi partai. Bagi yang tidak loyal terhadap partai maka partai ambil kebijakan itu," ulasnya.

"Kalau bahasa partai, yang tak mampu menjalankan amanah organisasi tentu harus diganti," ucapnya. Penggantian itu dilakukan setelah diantarnya pasangan balon Bupati/Wabup dari Golkar dan koalisi partai. ***