TEMBILAHAN - Mayoritas atau sekitar 70 persen penduduk Inhil berpenghasilan sebagai petani kelapa, anjloknya harga kelapa akhir-akhir ini mempengaruhi perekonomian di Negeri Seribu Parit ini.

Murahnya harga kelapa tidak hanya membuat petani kelapa tidak berdaya, hal itu juga turut dirasakan oleh pedagang, karena sejak harga kelapa tidak stabil, daya beli pun semakin berkurang.

Seperti yang diutarakan salah seorang penjual sayur di Pasar Terapung Tembilahan, ia mengaku akhir-akhir ini dagangannya sepi pembeli.

"Iya sepi sekarang, mana harga sayur banyak yang naik. Seperti harga kol biasa kita jual Rp5000 perkilo, sekarang sudah Rp8000 perkilo," ujarnya kepada GoRiau.com.

Tidak hanya pedagang sayur, pedagang lainnya, seperti salah seorang pedagang martabak mengakatan dengan murahnya harga kelapa saat ini, sangat mempengaruhi dagangannya.

"Biasakan banyak orang dari daerah yang datang ke Tembilahan, nginap di hotel atau wisma, sering beli martabak, sekarang sudah sepi," keluhnya.

Untuk satu hari yang biasa ia bisa menjual lebih kurang 13 kilo martabak, dengan kondisi saat ini dikatakannya paling banyak hanya 7 hingga 8 kilo perharinya.

"Ya mudah-mudahan harga kelapa bisa stabil lagi seperti dahulu, jadi aktifitas jual beli tidak lesu seperti ini," harapnya. ***