PEKANBARU - Ribuan warga (pihak kepolisian menyebut hanya sekitar 500 orang) bentrok dengan polisi di Mapolres Kepulauan Meranti di Selatpanjang, Kamis (25/8). Akibat bentrokan tersebut, seorang warga tewas berlumuran darah setelah mengalami luka parah pada pelipisnya.

Menanggapi bentrok antara warga dengan polisi di Selatpanjang itu, Wakil Ketua Komisi A DPRD Riau Abdul Vattah Ali Hasyim Harahap, mengimbau kedua belah pihak menahan diri.

"Saya membaca tadi siang, duduk persoalan sementara belum jelas. Karena itu biarkan proses hukum berjalan, jangan mengambil langkah sendiri. Keamanan dan kenyamanan masyarakat banyak perlu kita utamakan. Polisi juga harus menahan diri. Karena itu kedua belah pihak kami imbau untuk saling menahan diri," kata wakil rakyat kelahiran Seltapanjang itu kepada GoRiau.com, Kamis malam.

Politisi Golkar tersebut mengaku hanya membaca perkembangan lewat media massa karena tengah melakukan reses di Kabupaten Bengkalis. Ia berharap persoalan ini cepat terselesaikan. "Kepada pemerintah setempat dan aparat kita minta segera mengambil langkah-langkah penyelesaian," lanjutnya.

Bentrok warga dengan polisi dipicu tewasnya Apri, tersangka pembunuhan anggota polisi bernama Brigadir Adil S Tambunan. Apri dan Brigadir Adil terlibat perkelahian di depan Hotel Furama di Selatpanjang, Kabupaten Meranti, yang menyebabkan tewasnya Adil.

Brigadir Adil tewas karena terkena 5 tikaman. Setelah membunuh Adil, Apri mencoba kabur, namun kemudian berhasil ditangkap polisi. Namun belakangan Apri meninggal dunia.

Warga yang mendapatkan kabar tersebut lalu bergerak ke RSUD Selatpanjang dan kemudian mendatangi Mapolres Meranti, sehingga terjadi bentrok. Dalam bentrokan tersebut, seorang warga bernama Is Rusli tewas karena luka parah di bagian pelipis. Menurut pihak kepolisian, Rusli terluka terkena lemparan batu, bukan karena tembakan.***