PEKANBARU - Provinsi Riau belum sepenuhnya bisa menahan laju inflasi. Sebab pada bulan April 2017 ini, Riau kembali mengalami inflasi sebesar 0,19 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 130,09.

Ternyata, tarif listrik masih menjadi komoditas yang paling besar memberikan andil terjadinya inflasi. Begitu pengeluaran tarif listrik naik, masyarakat diduga mengurangi tingkat konsumsi terhadap rokok. Ini dapat dilihat dari IHK kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang mengalami penurunan dari 139,30 menjadi 139,20.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, diketahui dua dari tiga kota IHK di Riau mengalami inflasi yakni Kota Pekanbaru sebesar 0,28 persen dan Tembilahan 0,02 persen. Sedangkan Dumai mengalami deflasi sebesar 0,21 persen.

"Tarif listrik menjadi penyumbang terbesar terjadinya inflasi. Diikuti dengan kontrak dan sewa rumah. Begitu juga dengan tarif pulsa," kata Kepala BPS Provinsi Riau, Aden Gultom kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Selasa (2/5/2017) siang.

Secara keseluruhan, lanjut Aden, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada lima kelompok pengeluran, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 2,44 persen, kelompok sandang sebesar 0,25 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen.

Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02 persen.

"Justru kelompok bahan makanan mengalami penurunan sebesar 1,46 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,07 persen," tuturnya. ***