JAKARTA -Aksi jual asing Rp 219,03 miliar menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu. Jumat lalu (20/4), IHSG melemah 0,29% ke level 6.337,69.

Analis Paramita Alfa Sekuritas William Siregar memprediksi, pelemahan akan berlanjut pada perdagangan awal pekan, Senin (23/4). Soalnya, tekanan jual masih berpeluang muncul mengingat peluang kenaikan kembali Fed fund rate (FFR) kian besar.

Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra juga mengatakan, bank sentral sejumlah wilayah, seperti Eropa, Jepang dan Amerika Serikat, bakal mengumumkan laporan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018. "Indeks akan tertekan karena banyak sentimen dari luar," imbuh Aditya.

Sayangnya, belum ada sentimen domestik yang cukup kuat untuk mendorong indeks bergerak naik. Yang ada justru sentimen negatif pelemahan kurs rupiah akhir pekan lalu.

Rupiah melemah melampaui Rp 13.800. "Rupiah bisa kembali tertekan jika tidak ada sentimen khusus dari domestik," ujar William. Hal ini akan menekan indeks, yang diprediksi bergerak pada rentang 6.305-6.356.

Sedang Aditya memperkirakan IHSG akan bergerak pada kisaran support 6.270 dan resistance 6.360.***